Dear dek Ran, surat ini hanya untukmu

Dear dek Ran, akhirnya aku bisa bersua juga melalui tulisan ini, tulisan untukmu, tulisan persahabatan. Walau jarak kita jauh, antara Jawa Barat dan Jawa Timur namun hal itu tidak menyurutkan niatku untuk sekedar say hello ke kamu. Walau kamu tak pernah say heloo ke aku tapi aku tau kau tetap menganggapku sebagai teman mayamu. Aku paham itu.

Dear dek Ran, mungkin aku tak akan mengenalmu jika tak ada Giveaway, karena kita sama-sama pecinta Giveaway. Mungkin aku tak akan pernah mengenalmu jika kita bukan blogger atau salah dua antara kita. Aku bukan blogger atau kamu yang bukan blogger tak mungkin kita saling kenal sepeti ini, iya kan? Setahun lalu sepertinya aku sudah mengenalmu, tepatnya tahun 2013. Kau boleh melupakan aku tapi masak iya aku bisa melupakan kamu?

Dear dek Ran, aku suka gaya tomboi kamu. Kamu berani mengendarai sepeda motor kesayangan kamu buat melewati jalanan berliku nan penuh tantangan. Aku suka itu. Gaya kelaki-lakianmu kadang membuat aku geleng-geleng kepala sendiri, salut namun hal itu tidak membuatmu dijauhi teman karena tomboy. Wajah yang mendukung, senyuman yang dapat memikat hati seorang Adam tak mungkin menutup semuanya tentang kamu. Kelincahanmu dalam mengendarai si Mobi, aku suka banget. Mengitari semua jalanan dengan sepeda motor kesayanganmu. Aku suka gaya berbusana kamu, gaya busana yang katanya casual, dengan celana jeans dan baju kotak-kotak. Jilbab rada di gerai biar menutupi yang memang harus ditutup. Aku suka itu.


Dear dek Ran, si anak tunggal kesangan ibu bapak dan pastinya si anak manis yang selalu setia menjaga warung ibu setiap hari setiap saat. Pernah tertawa guling-guling gegara nggak pake kacamata pas naik angkot. Kita mah sama, sama pake kacamata karena mata minus. Kalo aku nggak berani lepas kacamata karena bakalan samar-samar gimana nih isi dunia.

Dear dek Ran, si penyuka warna biru. Penyuka doraemon dan penyuka gentayangan dengan motornya. Aku salut banget dengan pilihan kamu untuk tidak melanjutkan kuliah karena ingin membantu orang tua (walau kau tak kuliah, sepertinya kau tak kalah kece dengan anak-anak kuliahan). Ssalut banget, pilihan membantu orang tua yang aku acungi jempol. Aku suka sekali melihat kebun/halaman depan samping rumahmu yang begitu luas, yang masih banyak pepohonan dan warna hijaunya tumbuhan. Kalau di Surabaya pemandangan seperti itu langka banget. Halaman sempit dan tanaman yang diatur sedemikian rupa agar tampak hijau beda sekali dengan halaman rumahmu.

Dear dek Rannn, dengan rumah yang mungkin nggak jauh dari kaki Gunung Salak, pastinya dengan suasana ademnya ya. Bikin aku betah deh. Semisal nih, nggak ada angin nggak ada hujan, pas aku lagi di Bogor karena ada sesuatu bolehkah diri ini bersilaturahmi ke rumah nyatamu karena aku sudah capek sering-sering bermain ke rumah mayamu.

Dear dek Ran, tulisan santai dan renyahmu mungkin yang bisa aku memikat sering berleha-leha ke blog ini. Sekedar mengintip segala aktifitasmu. Tapi sayang kau sering mencampakkan aku, kau tak pernah bermain kerumahku. Semoga Allah selalu mengikat jalinan silaturahmi ini ya dek Ran. Mengenalmu adalah rezekiku, dengan ini aku mempunyai banyak sahabat, teman, dan saudara.


No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)