Belajar Menjadi Kreatif di Eco Green Park Batu

Ini sih telat banget kalo saya ceritakan petualangan seru saya ke Eco Green Park, sudah setahun lebih sebenarnya, tepatnya saat anak saya masih usia 1 tahun dan sekarang usia anak saya sudah 2,5 tahun. Daripada nggak ditulis mending telat untuk ditulis sih.... tapi kok ya basi banget ya...hahaha... 
Seru-seruan bareng teman-teman ke Eco Green Park, apalagi didalam bis nyaman banget. Walaupun macet hingga 5 jam tetap asyik-asyik aja. Ngidupin TV dan AC, beh rasanya asoy geboy. Sebenarnya cerita naik bis-nya sudah saya tulis disini. Disini saya mau cerita tentang apa saja yang saya lakukan di Eco Green Park bersama teman-teman dan keluarga saya tentunya. 



Tiket masuk ke Eco Green Park sih macam-macam harganya. Beberapa bank menawarkan harga yang terjangkau dengan membayarnya menggunakan debit, kartu kredit, dan masih ada lagi... apa ya saya lupa. Hehehe...  

Kalau pengalaman peribadi saya waktu itu, perorang kena harga tiket 70 ribu dengan syarat menggunakan debit BTN. Ada promo Bank lainnya sih sebenarnya, tapi saya lupa Bank apa saja yang memberikan promo. Waktu itu saya kena tarif tiket 70 ribu rupiah saja dan membayar menggunakan Debit BTN.


Sebelum masuk ke dalam (ke Eco Green Park) saya sempatkan kuliner bakso yang tepat berada di pinggir jalan sebelum masuk ke tempat wisata Eco Green Park. Harga bakso permangkoknya 15 ribu rupiah, saya pesan 2 mangkok untuk saya dan suami saya ditambah teh anget 2 gelas. Kalau nggak salah saya hanya bayar 37 ribuan saja waktu itu.



Masuk ke dalam Eco Green Park saya langsung disambut dengan miniatur rumah-rumahan mini. Lucu banget, rugi kalo nggak difoto. Sambil duduk-duduk santai bersama teman-teman blogger yang lain. 


Terus berjalan dan kami masuk ke Rumah Serangga Dunia. Segala macam jenis serangga bisa kami lihat. Indah sekali bentuk serangga ini. Macam-macam serangga dipajang dan dari situ para pengunjung dapat mengetahui jenis dan bentuk serangga di dunia.


Setelah dari rumah serangga kami menuju ke tempat burung raksasa. Gimana nggak raksasa la wong ukurannya hampir seperti saya, malah ada yang lebih besar. Saya takut mendekati burung ini, takut dipatuk kepala saya dan pasti sakit. 


Kemudian kami jalan lagi menuju tempat lain dan kami melihat beberapa sayuran yang ditanam, ada bawang daun, lobak, wortel, dan sayuran lainnya. 



Menikmati Jungle Adventure bersama suami dan anak. Tenang aja, gratis kok. Cuma wajib antri dan yang antri banyak sekali. 1 mobil berisi 6 orang dewasa. Nantinya disana kita harus menembak musuh sampai jatuh. Seru deh pokoknya. 


Lanjut dari Jungle Adventure kami munuju Animal Farm. Disana banyak sekali hewan ternak untuk pertanian semacam sapi, kambing, dan domba.



Melihat sapi, kambing, dan domba. Lucu-lucu banget anak dombanya. Jadi pengen gendong, kalau saya hanya mengelus-ngelusnya saja. Gemes deh sama si anak domba ini. Seperti boneka, jadi pengen bawa pulang 1 anak domba saja. Hehehe...




Oh ya... di animal farm ini banyak sekali yang bisa kita lihat. Mulai dari pemanfaatan kotoran hewan menjadi biogas, berbagai tanama dengan media tanam seperti paralon, ban mobil, kantong/sak beras, botol bekas, dan masih banyak lainnya. Intinya semua yang ada disini serba kreatif dimana masih memanfaatkan barang bekas menjadi media pengganti pot untuk tanaman hijau.




Kaki kami lanjut melangkah menuju Dunia Bebek. Bebek disini bukan sembarang bebek. Selain jenisnya beda-beda, warna bulu, bentuk dan jenisnya sepertinya beda. Ada angsa dengan leher panjangnya, ada bebek, dan itik. Saya sendiri tidak tahu nama-nama bebeknya. Saya hanya bisa melihat keunikan bebek-bebek ini. Rasanya gemas melihat mereka berenang dengan riang. 


Setelah itu kami ke rumah terbalik. Jujur, saya agak parno kesini. Yakin deh kepala saya bakalan pusing kalau masuk kedalamnya. Dan bener, nggak pake lama kepala saya muter-muter alias pusing. Demi mengambil foto didalam saya beranikan diri masuk walaupun cepat-cepat. Ingin rasanya keluar dan nggak balik lagi.


Happy banget melihat kerumunan merpati. Serasa berada di luar negeri yang di taman air mancur ada merpati yang hidup bebas. Orang-orang sekitar yang memberinya makan tanpa diburu. Seperti inilah perasaan saya waktu itu. Apalagi ada merbati yang dengan enaknya hinggap di kepala saya. 



Dari kerumunan merpati kami melanjutkan jalan kaki ke pertunjukan binatang unggas lebih tepatnya burung yang pandai sekali disuruh oleh pelatihnya.  Disuruh ini itu mereka bisa melakukannya. Takjub banget pada para pelatih hewan ini sehingga para hewan bisa melakukan apa yang disuruh oleh pelatihnya. 


Sebenarnya banyak banget tempat-tempat yang kami kunjungi di Eco Green Park, tapi lupa nama pertempatnya. Intinya sepanjang jalan yang kami telusuri semuanya kami kunjungi untuk melihat, kemudian difoto dan mempelajarinya siapa tahu saya bisa melakukannya juga dirumah.

Puas jalan-jalan kami pun pulang. Seru banget bermain di Eco Green Park Batu. Kurang lebih hampir 3 jaman kami keliling Eco Green Park. Seru… pengen balik lagi kalau ada rezeki dan pastinya masih dalam keadaan sehat. Amin...

Dari Eco Green Park ini saya belajar menjadi kreatif untuk memanfaatkan barang bekas menjadi pot tanaman. Maklumlah hobi berkebun saya yang masih tetap saya lestarikan untuk menciptakan rumah yang sejukdan enak dipandang mata. Dari sini saya mulai memanfaatkan beberapa barang bekas seperti tempat minyak goreng, botol bekas, dan tempat susu untuk pot tanaman.

Salam,
Dwi Puspita



No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)