Janji itu aku tepati

Alhamdulillah rasa senang dan bahagia bisa membantu bapak tua itu. Besoknya aku segera mendatangi bapak tua di tempat biasa dia mencari rezeki dari orang-orang yang iba melihatnya. Tepat pukul 4 sore (pulang kantor) aku segera ngacir demi menepati janjiku kepada bapak tua.

Mungkin setengah jam aku sampai di tempat bapak tua mencari rezeki. Dari jauh, aku sudah melihat bapak tua itu, duduk manis sambil melihat lalu lalang orang berkendara. Aku berhenti disampingnya. Melihat baju yang masih belum berubah. Baju yang dikenakannya kemarin. Alhamdulillah, sudah punya alas kaki juga. Tas ransel yang mungkin pemberian orang juga. Nampak sekali masih baru.

Alhamdulillah pak, masih ada orang baik di dunia ini.

"Pak, maaf telat"
"Iya, nggak papa"
"Udah dari tadi pak?"
"Iya,,,jam 3 tadi nak"
"Naik apa pak?"
"Len, nak"

"Pak, ini janji saya"
"Makasih ya nak (sambil berkaca-kaca)"
"Bapak mau pulang bareng saya ta, ayo tak antarkan pak"
"Nggak nak, masih mau cari uang, biar bisa makan"
"Oh, ya udah. Saya pulang dulu ya pak. Semoga bisa ketemu lagi"
"Iya, makasih nak. Hati-hati di jalan"





Bapak tua itu mengiringi kepergianku dengan melambaikan tangannya. Ah, bapak tua, terima kasih telah mengajariku bersyukur. Bersyukur masih bisa cari uang dengan bekerja. Bersyukur punya kendaraan yang dipakai untuk bekerja. Bersyukur punya tempat tinggal layak. Bersyukur diberi kesehatan. Bersyukur atas semua pemberian Allah.

Terima kasih, telah mengajariku banyak hal tentang bersyukur.

No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)