Yang Menarik Dari Raja Ampat

Walau belum pernah melihat surga, namun keindahan alam Raja Ampat benar-benar memukau. Keindahan yang membuat mata ini enggan untuk berkedip sedetikpun. Panorama yang hanya ada di negeri yang kaya akan sumber alamnya. Suasana alam yang sangat bersahabat dan ramah, itulah Raja Ampat, Pulau terindah yang ada diujung Indonesia bagian timur. Dengan luas sekitar 9,8 juta hektar daratan dan laut, Raja Ampat telah menjadi rumah bagi 573 spesies karang, lebih dari 1.427 spesies ikan dan 699 jenis moluska. Area ini memiliki lebih dari 75 persen spesises laut yang ada di dunia.


Tuhan memang adil, walau harga makanan disana berkali-kali lipat dengan harga yang ada di Pulau Jawa namun disanalah justru hasil alam dan bumi tumpah ruah menjadi satu. Tak rugi berada disana karena semuanya akan terbayar dengan keindahannya.



Pulau Waigeo, Salawati, Batanta, dan Misool adalah empat pulau utama yang menjadi mitos lokal sehingga terbentuklah nama Raja Ampat. Raja Ampat bak surga dunia, sekali lagi, Tuhan memang adil memberikan keindahan tempat yang sulit di jamah manusia. Keindahan yang hanya beberapa dari kita bisa menikmatinya untuk pergi kesana. Pada mereka yang mengakui kebesaran Tuhan dan menjaga dan melestarikan alam ciptaan Nya.


Pulau Waigeo dengan ibukotanya Waisai adalah pulau terbesar jika dibandingkan dengan Pulau Salawati, Batanta, dan Misool yang termasuk pulau-pulau Raja Ampat. Selain itu Waigeo dikenal masyarakat luas karena keindahan alam dan alam bawah lautnya. Dari sisi geografisnya, luas pulau ini adalah 3155 km², dengan titik tertinggi 1000 m. Jarak antara barat ke timur sekitar 110 km, serta utara ke selatan sekitar 50 km. 

Kita bisa menikmati birunya langit dan birunya perairan dengan berjalan santai dan menghirup segarnya udara di atas kayu jetty. Kayu jetty ini menjulur ke tengah perairan agar pemandangan laut dan darat terasa lebih dekat. Begitu dimanja mata kita dengan pemandangan alam yang menakjubkan ini, birunya langit serasa ada di ujung kepala kita dan birunya air serasa berada di ujung kaki kita. Semuanya, begitu nyata dan indah, surga dunia yang benar-benar memukau.


Tak ada kata bosan bermain dan menikmati suasana yang indah ini, Raja Ampat yang memberikan keramahan yang luar biasa. Berkedip pun rasanya tak mau, enggan sekali melewatkan keindahan ciptaan Tuhan ini. Suasana yang benar-benar ramah tanpa polusi, yang ada hanya sayup-sayup kecil angin dengan hembusan kecilnya.


Keindahan yang tersembunyi itu, ketika kita akan menikmati perairan birunya, menyelam dengan keingintahuan kita akan kekayaan bawah laut. Menguak bukti nyata keindahan bawah laut Raja Ampat serta memberikan sensasi bahwa diving dan snorkeling adalah kegiatan yang menyenangkan selama berada di bawah laut. Kitapun akan terbuai dengan ribuan species bawah lautnya, serta keindahan terumbu karang yang mungkin sulit untuk kita deskripsikan dengan tulisan. Yah, itu lah Raja Ampat keindahannya bak surga dunia.




Raja Ampat yang disebut sebagai "surga untuk para penyelam". Letak geografis kepulauan Raja Ampat yang berada di pusat segitiga terumbu karang dunia membuat perairan Raja Ampat kaya akan keanekaragaman hayati bawah laut. Dengan suhu air laut rata-rata 22-30 derajat Celsius, perairan Raja Ampat memiliki kekayaan 603 jenis terumbu karang keras. Jumlah ini yang merupakan 75% dari jumlah jenis terumbu karang yang ada di dunia. Dari berbagai hasil penelitian yang di antaranya dilakukan oleh beberapa badan konservasi alam dunia seperti Conservation International dan Nature Conservancy,  perairan laut Raja Ampat diestimasikan memiliki kekayaan 1397 jenis ikan. 


Tidaklah salah bila perairan Raja Ampat disebut sebagai "Ibukota untuk Ikan di Dunia". Selain ikan, di perairan laut di kepulauan Raja Ampat terdapat pula 60 jenis udang karang, 699 jenis hewan lunak (jenis moluska) yang terdiri atas 530 siput-siputan (Gastropoda), 159 kerangkerangan (bivalva), 2 Scaphopoda, 5 cumi-cumian (Cephalopoda), dan 3 Chiton

Kekayaan ini menjadikan kepulauan Raja Ampat sebagai kawasan pulau-pulau kecil yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang luar biasa besar dan tingginya.


Kekayaan aneka ragam kehidupan bawah laut yang ada di perairan laut Raja Ampat ini menempatkan Raja Ampat menjadi salah satu tujuan wisata selam yang paling diminati oleh penggiat olahraga scuba diving di dunia.



Penduduk asli kabupaten Raja Ampat adalah terdiri dari lebih dari 10 suku adat. Suku adat ini ada yang telah mendiami wilayah kepulauan Raja Ampat maupun yang berimirgrasi dari wilayah kepulauan lain di sekitar Raja Ampat.

Dalam buku Profil Ragam Wisata Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, sebuah buku yang dipublikasikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Raja Ampat, disampaikan bahwa ada paling tidak ada 12 suku adat yang saat ini mendiami gugusan kepulauan Raja Ampat, yaitu:
  1. Suku Wawiyai (Wauyai)
  2. Suku Kawe
  3. Suku Laganyan
  4. Suku Ambel (-Waren)
  5. Suku Batanta
  6. Suku Tepin
  7. Suku Fiat, Domu, Waili dan Butlih
  8. Suku Moi (Moi-Maya)
  9. Suku Matbat
  10. Suku Misool
  11. Suku Biga
  12. Suku Biak


Sebagai  penduduk yang mendiami wilayah kepulauan yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan laut, maka sumber mata pencaharian utama mayoritas masyarakat Raja Ampat adalah dengan mengolah berbagai sumber daya alam yang berasal dari laut  seperti nelayan, pembuat ikan asin, pencari rumput  laut, atau sebagai penyedia jasa transportasi laut antar pulau dll.

Masyarakat suku adat  kabupaten Raja Ampat memiliki rasa kekerabatan yang kuat antara satu sama lain.  Banyak suku dan kelompok adat yang masih merasa dirinya berasal dari satu garis keturunan.  Ciri-ciri kehidupan masyarakat ada kabupaten Raja Ampat adalah : Hidup berkelompok dalam sebuah suku  dan tiap-tiap suku berpencar  satu sama lain. Hidupnya bergantung kepada hasil alam dan sering berpindah (kecuali yang sudah mengenal budaya modern), Tali persaudaraan antar suku yang kuat, menganut gari keturunan ayah dan ibu, memiliki kepercayaan magis dan tata cara adat.


***

Pesta Budaya Papua



Festival Danau Sentani adalah festival pariwisata tahunan yang diadakan di sekitar Danau Sentani. Festival ini diisi dengan tarian-tarian adat di atas perahu, tarian perang khas Papua, upacara adat seperti penobatan Ondoafi, dan sajian berbagai kuliner khas Papua. Festival ini diselenggarakan sejak 2007 dan telah menjadi festival tahunan dan masuk dalam kalendar pariwisata utama. Festival Danau Sentani ini banyak diikuti oleh turis non lokal maupun turis lokal. Festival Danau Sentani diadakan pada pertengahan bulan Juni tiap tahunnya selama lima hari berturut-turut.

Karnaval Festival Danau Sentani diikuti seluruh paguyuban di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Dari masing-masing paguyuban baik dari luar Papua maupun di Papua sendiri yang turut serta dalam pagelaran tersebut menampilkan budaya tradisional, tari-tarian tradisional yang diiringi lagu daerah.

Festival ini adalah bukti pemeliharaan persatuan dan kesatuan diantara sesama suku, ras, agama. Nasionalime yang sangat kental terjalin diantara sesama, mengingat di Papua terdiri dari ratusan suku-suku kecil yang terkadang gampang bentrok.
Tiga agenda pokok Festival Danau Sentani, selain karnaval nusantara diantaranya adalah pagelaran budaya, pameran barang seni papua, dan tour wisata.

***
Yosim Pancar atau biasa disingkat Yospan adalah tari pergaulan/persahabatan para muda-mudi. Yospan merupakan penggabungan dari dua tarian rakyat di Papua, yaitu Yosim dan Pancar.

Yosim adalah suatu tarian tua mirip poloneis dari dansa Barat dan berasal dari Sarmi, suatu kabupaten di pesisir utara Papua, dekat Sungai Mamberamo, namun ada juga yang mengatakan bahwa Yosim berasal dari wilayah teluk Saireri (Serui, Waropen). Sedangkan Pancar adalah suatu tarian yang berkembang di Biak Numfor dan Manokwari awal 1960-an semasa zaman Belanda di Papua.

Tari Yosim Pancar memiliki dua regu pemain yaitu Regu Musisi dan Penari. Penari Yospan lebih dari satu orang dengan gerakan dasar yang penuh semangat, dinamik dan menarik. Beberapa jenis gerakannya yang terkenal seperti Pancar gas, Gale-gale, Jef, Pacul Tiga, Seka dan lain-lain.

Keunikan dari tarian ini adalah pakaian, aksesoris, dan alat musiknya. Warna dan jenis pakaian yang digunakan masing-masing Grup Seni tari/sanggar seni Yospan berbeda-beda, namun ciri khas Papua untuk aksesoris hampir sama. Alat-alat musik yang dipakai untuk mengiringi tarian Yospan seperti Gitar, Ukulele (Juk), Tifa dan Bass Akustik (stem bass). Ukulele, Tifa dan Stem Bass biasanya dibuat sendiri. Seorang yang sudah mahir bermain Stem Bass terkadang dapat bermain bukan lagi menggunakan jari atau telapak tangan untuk menekan not tapi menggunakan telapak kaki pada senar nilon. Irama dan lagu Tari Yospan secara khusus sangat membangkitkan kekuatan untuk tarian.

Yospan cukup populer dan sering diperagakan pada setiap event, acara adat, kegiatan penyambutan dan festival seni budaya. Yospan juga biasa ditampilkan di Manca Negara untuk memenuhi undangan atau mengikuti Festival disana.


Hampir setiap kampung di Papua memiliki grup seni tari yang terus dikembangkan. 

Tari tarian yang biasa mereka sebut adalah tarian Yosim pancar yang didalamnya berbagai macam bentuk tarian seperti : tari gale – gale, tari balada, tari cendrawasih, tari pacul tiga, tari seka, tari sasojo, dan tari perang

Tari Sasojo

Tari Perang

Tari Cendrawasih

***
Koteka : Pakaian kaum pria dari Papua

Sumber : Wikipedia
Penutup kemaluan laki-laki dalam budaya sebagian penduduk asli Pulau Papua yang terbuat dari kulit labu air biasa disebut dengan koteka. Ukuran koteka yang pendek digunakan saat bekerja, dan yang panjang dengan hiasan-hiasan digunakan dalam upacara adat.

Seiring waktu, koteka semakin kurang populer dipakai sehari-hari. Koteka dilarang dikenakan di kendaraan umum dan sekolah-sekolah. Kalaupun ada, koteka hanya untuk diperjualbelikan sebagai cenderamata.

Di kawasan pegunungan, seperti Wamena, koteka masih dipakai. Untuk berfoto dengan pemakainya, wisatawan harus merogoh kantong beberapa puluh ribu rupiah. Di kawasan pantai, orang lebih sulit lagi menemukannya.

Rumah Adat Papua
HONAI
Rumah adat daerah Papua, suku Dani adalah Honai, Rumah tersebut terdiri dari dua lantai, lantai pertama sebagai tempat tidur dan lantai kedua untuk tempat bersantai , dan tempat makan. Honai berbentuk jamur dengan ketinggian sekitar 4 meter. Bahan untuk membuat rumah honai dari kayu dan atapnya berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang.


Alat Musik Tradisional Papua


Tifa adalah alat musik tradisional yang berasal dari Maluku dan Papua. Tifa mirip seperti gendang cara dimainkan adalah dengan dipukul. Terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangi isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi dan tutupnya terbuat dari kulit rusa yang telah di keringkan untuk menghasilkan suara yang bagus. Tifa biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional, seperti tarian perang.


Alat musik tiup tradisional Sentani bernama Triton, yang terbuat dari kulit kerang. Alat tiup tradisional ini ditampilkan dalam Festival Danau Sentani (FDS) I Tahun 2008 lalu, di Pantai Khalkote, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.

Kerajinan Tangan Papua


Masyarakat papua biasanya membuat kerajinan tangan yang di buat dari bahan-bahan yang tersedia dialam. Seperti kerajinan tas yang bernama Noken. Kerajinan ini di buat dari kulit kayu yang di anyam, dan warna yang diguanakan berasal dari pewarna alami akar tumbuhan dan buah-buahan. Noken ini biasa di gunakan dan di bawah dengan menyangkutkan noken di atas kepala.

Senjata Tradisional Papua


Papua memiliki senjata tradisional yang digunakan untuk melawan musuh. Seperti pisau belati papua yang terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulu burung tersebut yang menghiasi pinggiran belati tersebut. Namun ada senjata lain yang biasanya di gunakan yaitu busur dan panah serta lembing yang digunakan untuk berburu.

Makanan Tradisional Papua

Papeda

Papeda atau bubur sagu, merupakan makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua. Makanan ini terdapat di hampir semua daerah di Maluku dan Papua. Papeda dibuat dari tepung sagu. Pembuatnya para penduduk di pendalaman papua. Tepung sagu dibuat dengan cara menokok batang sagu. Pohon yang bagus untuk dibuat sagu adalah pohon yang sudah berumur antara tiga sampai dengan lima tahun. Mula-mula pohon sagu dipotong lalu bonggolnya diperas hingga sari patinya keluar. Dari sari pati ini diperoleh tepung sagu murni yang siap diolah. Tepung sagu kemudian disimpan didalam alat yang disebut tumang. Papeda biasanya disantap bersama kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan di bumbui kunyit dan jeruk nipis.


***
Spesies Raja Ampat

Spesies ikan pelangi yang cantik ditemukan di wilayah eksotis Raja Ampat, bagaikan peri atau bidadari dari surga. Nama spesies ikan pelangi yang ditemukan adalah Melanotaenia Salawati. Penemuannya dipublikasikan di International Journal of Ichtyology Cybium. Ilmuwan asal Indonesia, Kadarusman Loba, adalah salah satu yang terlibat dalam penemuan ini.

Ikan Pelangi Raja Ampat : http://oediku.wordpress.com/

Cendrawasih merah atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rubra adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33 cm, dari marga Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, dan berparuh kuning. 

Burung jantan dewasa berukuran sekitar 72 cm yang termasuk bulu-bulu hiasan berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya, bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan.

Endemik Indonesia, Cendrawasih merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat.

Cendrawasih merah

Seandainya aku ke Raja Ampat.

Pertama, mencari dan mengumpulkan banyak informasi di Dinas Pariwisata Raja Ampat, dengan alamat :
Kantor Dinas Pariwisata Raja Ampat
Kampung Waisai, Kabupaten Waigeo Selatan
Kepala Bagian : Kalasina Rumbekwan
Staff: (+62) 81344422779
Atau lihat website: www.gorajaampat.com.

Kedua, akan aku ajak suamiku tersayang melihat indahnya surga dunia di negeri tercinta ini menemaniku selama perjalanan dan akan menjagaku hingga surga dunia itu berada di depan mataku. Serta mengajak teman dan sahabat sebanyak-banyaknya yang cinta travelling agar perjalanan kesana lebih murah ketika mengunjungi pulau-pulau dengan menggunakan speed boat ataupun untuk biaya penginapan.

Ketiga, aku akan berangkat antara bulan Oktober atau November karena lautnya sangat sempurna sehingga aku bisa menangkap banyak objek yang memukau.

Keempat, membawa kamera DSLR dan kamera bawah laut untuk mengabadikan keindahan bawah laut dengan ribuan species serta terumbu karangnya yang siap dibidik oleh kamera yang kita punya. Mengabadikan semuanya dengan foto dan video.

Kelima, membawa peralatan yang akan dibuat diving dan snorkeling termasuk sunblock agar kulitku tetap aman dari sengatan matahari.

Sempat diiming-imingi keindahan Papua oleh saudaraku Intan Someo yang sekarang dia dan suaminya  berada di tanah Papua sana. Ini adalah beberapa dokumen pribadinya saat berada di Papua. Makasih ya Intan, sudah bikin aku gregetan untuk segera bermain denganmu disana.

Dokumen Intan Someo


Dokumen Intan Someo

Dokumen Intan Someo



Referensi :
  • http://irenaagicta.blogspot.com/2013/03/keragaman-budaya-daerah-papua.html
  • http://oediku.wordpress.com/2012/04/09/penemuan-species-baru-th-2011-2012-bukti-kekayaan-nusantara/
  • http://www.lintas.me/lifestyle/travelling/tempo.co/tas-tradisional-papua-terancam-punah
  • http://www.academia.edu/4145765/Pengertian_kearifan_lokal
  • http://www.tanya.papua.us/2013/09/10-hewan-endemik-di-tanah-papua.html
  • http://khantydwi.blogspot.com/2013/05/kesenian-dan-kebudayaan-papua.html
  • http://news.liputan6.com/read/2088851/papua-siap-sambut-festival-sail-raja-ampat-2014
  • http://www.gorajaampat.com/old/pages_ina/rajaampat_wisataselam.html
  • http://www.gorajaampat.com/old/pages_ina/gallery_traditional.html
  • http://www.gorajaampat.com/old/pages_ina/rajaampat_penduduk.html
  • http://kabupatenfakfak.blogspot.com/p/makanan-khas.html
  • http://abdulmadjidarfiansyah.blogspot.com/2010/12/festival-bahari-raja-ampat-papua.html
  • http://kevin-kenedy.blogspot.com/2010/12/mengenal-budaya-papua.html
  • http://travel.detik.com/readfoto/2012/07/09/122527/1960898/1384/3/serunya-berburu-kerajinan-khas-papua-di-kota-jayapura
  • http://indonesia.travel/id/destination/248/raja-ampat

No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)