Silaturahmi membawa rezeki

Hari Sabtu Minggu adalah hari nyantai kami berdua *aku dan suami. Maklum libur kerja, jadi bisa nyantai-nyantai atau apalah *misalnya jalan-jalan sambil silaturahmi. Giliran bersih-bersih rumah mulai dari cuci baju, cuci piring, setrika, ngepel, beberes taman miniku, pokoknya macam-macam lah yang kami kerjakan (yang terasa kurang srek di mata pasti diberesin semuanya). Itulah gunanya hari libur Sabtu Minggu setelah sok sibuk selama 5 hari jadi kuli.

Si suami segera mengambil baju-baju kotor di mana-mana. Mulai dari baju yang ada digantungan pintu kamar hingga di gantungan kamar mandi. Semua baju kotor terbabas bersih di masukkan ke bak cucian. Saat mau nuangin detergent, detergent malah habis ya sudah nggak jadi nyuci.*biasanya suamiku yang bagian nyuci bajunya dan aku bagian yang menjemurnya, biar adil.
 
Lagian hari ini aku ada acara silaturahmi ke rumah 2 sahabatku. Yang satu sahabat semasa kuliah dan satunya lagi adalah sahabat kerja yang sudah resign. 2 agenda silaturahmi itu sudah aku atur sedemikian rupa agar seenggaknya masih bisa menjalin tali silaturahmi. Aku langsung ajak suamiku mengantarkan aku ke rumah 2 sahabatku itu,  nyucinya ntar aja sekalian pulang dari rumah mereka mampir ke toko buat beli detergent kataku.

Langsung kami cap cus berangkat dari rumah pukul 8 pagi, maklum jarak yang ditempuh selama 1 jaman lebih dari rumah. Cuaca panas nggak menyurutkan hasrat kami dengan hanya membawa buah tangan seadanya, kami lewati belasan lampu merah. Sampai di rumah sahabat semasa kuliah aku langsung disambut dengan ciuman pipi kanan dan pipi kirinya. Memang sengaja aku bela-belain kerumahnya di Surabaya, mumpung sahabatku pulang ke rumah ortunya disini maklum dia kan ikut suaminya dinas di Jakarta. Jadi jarang-jarang kami bertemu dan berkumpul seperti ini, apalagi ortunya baik banget seperti menganggap aku layaknya anak sendiri.

Setelah berbincang-bincang lama dan itupun kami *aku dan suami masih disuguhi makan siang dengan lauk yang sangat beraneka ragam. Kenyang perut rasanya, namun tak berhenti bersyukur *Alhamdulillah Ya Allah, kenyang banget hari ini, banyak makanan pula.

Alhamdulillah, setelah itu kami sholat dhuhur dan setelah itu kami pamit pulang. Dan, apa lagi setelah aku dapatkan ini, sahabatku memberiku balasan buah tangan juga. Aku ucapkan banyak terima kasih, sudah dijamu makan siang dan diberi tempat untuk sholat, ealah masih ada rezeki lagi. Alhamdulillah.

Setelah jauh dari rumahnya, baru aku lihat ternyata sahabatku memberiku detergent. Alhamdulillah Ya Allah, nggak jadi beli detergent deh nanti. Subhanallah, buktimu sangat nyata untuk orang yang suka dengan silaturahmi.

Lanjut aku ke rumah sahabatku yang ke dua, sahabat kerjaku yang sudah resign. Seperti biasa aku sudah membawa buah tangan seadanya buat dia dan keluarganya. Seperti biasa sambutan cium pipi kanan dan cium pipi kiri selalu menjadi tradisi kami. Ngobrol panjang lebar, dengan disuguhi minuman dingin dan cemilan. Duh, benar-benar kenyang deh rasanya perut ini. Sebelum adzan ashar kami pamit pulang, sahabatku memberiku balasan buah tangan juga. Alhamdulillah Ya Allah rezekimu untuk hari ini sangat banyak sekali. Camilan bermacam-macam, lumayan untuk persediaan 1 bulan. Alhamdulillah sungguh indah silaturahmi itu selain mempererat persaudaraan, ternyata rezeki pun mengikuti kami juga.

Sampai di rumah akhirnya suami langsung cap cus cuci baju, biar kerjaan lekas kelar jadi besok hari Minggunya bisa istirahat total. Menggunakan detergent pemberian sahabatku, sambil menunggu suami nyuci aku nonton tivi sambil nyemil camilan dari sahabatku satunya lagi. Subhanallah indah sekali ya silaturahmi itu. Allah langsung membalasnya sesuai kebutuhan kita. Yuk kita silaturahmi agar semua yang kita butuhkan di jawab oleh Allah.

No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)