Kita Basmi Tikus Berdasi

Aku menyebutnya tikus berdasi. Tikus yang penuh dengan kotoran dan dipenuhi nafsu serakah. Sudah dikasih makan masih saja kurang sampai-sampai menggerogoti benda-benda lainnya. Tikus itu setiap hari berkeliaran, rasanya pengen membunuh tikus itu. Sayangnya tikus itu tikus berdasi, biarlah penegak hukum saja yang memutuskan untuk menghukumnya.

Bermula dari tugas sepele, yaitu memfotokopi semua laporan karyawan. Ada pesan singkat dari tikus berdasi. “Nanti minta nota kosongan saja ya”. Aku masih belum paham, dan aku turuti kemauannya.

Kemudian aku disuruh lagi menghadiri rapat ke kantor lain. Perjalanan yang cukup jauh ditambah terik matahari. Dengan senyuman ikhlas pun aku datang ke tempat itu. Selesai rapat, para undangan diberikan resume dan amplop putih. Aku tak tau isi amplop itu langsung aku berikan saja pada seniorku dan ternyata itu amplop adalah uang transport para undangan rapat yang mana bukan aku yang menerimanya, melainkan yang duduk dikantor yang menerima amplop itu.

Masih terus berlanjut. Hari ini akan ada rapat, sebelumnya aku sudah disuruh berangkat untuk membeli konsumsi berupa makanan ringan. Aku diwanti-wanti nanti membeli snak yang murah saja, kalau bisa yang paling murah dan jangan lupa minta nota kosong saja.

Kejadian terus berlanjut saat akan membeli alat tulis kantor. Saat alat-alat kantor sudah sampai di mejaku untuk dicek ulang aku sengaja menanyakan harga. Harganya membengkak dua kali lipat. Apa-apaan ini, siapa dalang ini semua. Sampai-sampai harga bolpen saja 5000 padahal kenyataannya bolpen ini harganya berkisar antara 2000 sampai 2500. Keterlaluan banget, yang dibeli bukan 1 bolpen melainkan 100 bolpen. Dan itupun bukan hanya bolpen masih ada buku, penggaris, penghapus, dan masih banyak lagi alat-alat kantor lainnya.

Tidak hanya kejadian-kejadian itu masih banyak kejadian kecil dan sepele lainnya yang menurutku ini adalah masalah besar. Kalau dibiarkan pasti akan menjamur dan pastinya akan menjadi kebiasaan.

Aku muak, bener-bener sudah muak. Tak ada bukti jika aku melaporkan hal ini. Mulai sekarang aku harus bisa dan mulai bertindak merubah kelakuan tikus berdasi itu.

Saat aku disuruh fotokopi laporan pada berikutnya sengaja aku tidak mengosongkan nota seperti biasanya. Aku tulis harga realnya beserta stempel dan tanda tangan dari pemilik fotokopi. Setelah itu aku mulai melakukan dokumentasi berupa foto dan video untuk membuktikan kalau aku bekerja sesuai aturan tanpa memungut sesuatu apapun. Toh, kalau dia nuding aku macem-macem aku juga punya bukti realnya. Terserah dia mau marah ke aku atau mau memecat aku, aku hanya ingin merubah kelakuannya saja.



Tidak hanya itu, uang konsumsi, uang pembelian alat-alat kantor sekarang sudah aku cek dilaporan keuangannya setiap bulan. Jadi semisal tidak ada yang sikron dengan alat-alat kantor dan harganya kadang aku tanyakan. Walaupun aku junior, namun jika aku berbicara sesuai fakta yang ada toh semuanya kan pasti aman-aman saja. Misal si atasan marah-marahin aku, aku ada bukti berupa foto dan video yang sudah aku himpun sedemikian rupa guna mengurangi dan membasmi hal-hal seperti ini.


Sumber gambar : http://pelajarlog.blogspot.com/

Toh zaman sekarang juga sudah canggih, ada HP yang sudah mulai lengkap  mulai dari kamera dan video. Kita dapat meminimalisir semua kegiatan mereka yang sangat bertentangan. Mungkin dari kejadian itu mereka si tikus-tikus berdasi bisa berubah dan insyaf.


Semoga kita juga bisa melakukan hal-hal kecil itu, kecil dan sepele namun sangat besar manfaatnya. Buang jauh-jauh sifat korupsi, biarpun mengambil keuntungan cuma sedikit lama-lama akan menjadi kebiasaan dan berimbas menjadi korupsi besar. Yuk kita basmi tikus berdasi bersama-sama, Insyaallah lama-lama Indonesia akan bersih.

Sumber gambar : http://rubaspakkampi.blogspot.com/


No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)