Antara Diet dan Tergiur Voucher Diskon Makan

Jujur saja, selama sebulan ini dietku kacau banget. Padahal aku sudah janji pada tubuhku untuk bisa membuatnya lebih baik. Alarm tubuhku sudah berbunyi dan menyuruhku untuk hidup lebih baik lagi agar kesehatanku terkontrol dan mendapatkan bonus langsing. Siapa sih yang nggak mau langsing, semua wanita pasti mendambakan langsing.

Baca juga : Dietku Masih Loading

Padahal sudah banyak cara agar berat badan ini sedikit demi sedikit turun. Mulai nggak nyemil bakso, olahraga rutin setiap hari, nggak makan karbo dan hanya makan sayur dan buah saja, diet ocd, diet kenyang, ah... pokoknya berbagai cara sudah pernah aku coba.




Alasanku mengapa merusak diet yang sudah aku pupuk selama 5 tahun lalu beraneka macam sih sebenarnya.

Alasan yang pertama, karena aku jatuh sakit. Aku dimarahi suami karena diet yang mungkin aku kerjakan terus-terusan. Diet yang aku lakukan bukan tambah menyelesaikan masalah kata suamiku tetapi menambah masalah. Ya iyalah pastinya, la wong suamiku selalu pulang cepat dari kantornya gegara harus ngontrol aku yang lagi sakit di rumah yang hanya dengan seorang balita. Suamiku cemas banget, makanya dia selalu izin kerja setengah hari selama 3 hari. Sejak sakit itu aku doyan makan, makan apa saja yang penting tenagaku ada dan aku bisa cepat sembuh.

Alasan yang kedua, setelah aku lumayan sembuh, tiba-tiba anakku yang gantian sakit. Ya sudah deh komplit pake banget. Aku harus ngejor berbagai makanan agar ASIku tetap melimpah. Masalahnya anakku nggak mau makan bubur ataupun yang lainnya. Dia hanya minum ASI, ASI, dan ASI. Ya sudah deh yang penting ada asupan makanan yang masuk ke tubuh anakku.

Karena itu pula suamiku sering banget ngajak aku kuliner. Bisa dikata hampir setiap malam loh. Dulunya aku hobi banget dengan yang namanya kuliner. Biasanya kami selalu mencari tempat kulineran baru saat akhir pekan dimana pak suami terbebas dari pekerjaannya.




Karena anakku sakit dan aku nggak bisa menghandle semua kegiatan di dapur, pak suami yang baik hati pun akhirnya memilih makan diluar. Makan diluar belum tentu foya-foya loh ya, karena bisa jadi jauh lebih murah. Pastinya kami memilih promo dan diskon menarik. Sebelumnya searching dulu untuk mendapatkan berbagai promo dan diskon menarik itu. Pilihan jatuh di website bambideal.id yang menawarkan voucher diskon Jakarta dan sekitarnya, yang sepertinya wajib kami coba.




Selama sepekan itu pula kami bisa menggunakan voucher diskon yang aku dapatkan di bambideal.id, voucher diskon yang sangat menarik karena bisa menghemat hampir separuhnya.

Kalo ditanya, sampai kapan kuliner macam begini? sampai anakku bener-bener sehat dan aku bisa menghandle pekerjaan dapur lagi. Nggak apa-apalah berat badat naik yang penting anakku sehat. Dia butuh ASI dan aku nggak boleh egois. Masalah diet ntar aja, nunggu waktu yang pas. Toh pada akhirnya nanti juga akan tiba waktu dimana aku bisa menjadi langsing. Hahaha...

Jujur dari hati yang paling dalam nih, biasanya kalo ada voucher diskon seperti ini, apalagi makanan... kadang bisa bikin aku kalap. Kalap apa saja, makan nggak terkontrol. Bisa-bisa aku nambah seporsi karena makanan tersebut enak dan cocok buat lidahku. Nggak hanya sekali dua kali tapi tiap malam dan bikin aku nggak sadar diri kalau ternyata perutku makin buncit dan baju-baju nggak ada yang muat.




Yah...yah itu suka dukanya kalo ada voucher diskon makan. Kalian bisa juga loh kulineran macam aku ini, cari saja promo restaurant terdekat dan jika sudah dapat buruan tuh pakai voucher diskonnya. Yang paling untung adalah mereka yang tinggal di Jakarta, soalnya promonya banyak banget, sampe bingung milih restaurant mana yang mau dicoba. Voucher diskon restorant di Jakarta banyak banget. Tinggal pilih aja yang cocok buat kamu.

Oke deh... itu hanyalah curhatan emak berdaster. Emak berdaster yang ingin langsing dan tetep kelihatan muda. Tapi nggak kuat kalo ada voucher diskon makanan didepan mata. Maunya makan, makan, dan makan mumpung ada diskon gede. Nggak sadar semakin hari tubuhnya semakin gede dengan lemak. Hahaha...


Salam,
Dwi Puspita

No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)