Pelukan Bunda Adalah Obat Terbaik Si Kecil

Membangun kedekatan anak dan ibu bisa dikatakan susah-susah gampang. Tak semua dari seorang ibu memahami kondisi dan keadaan si kecil. Ketika si kecil merengek bisa jadi dia ingin dimanja atau menginginkan sesuatu, seperti mainan misalnya namun justru Ibu tidak mengerti dengan rengekan yang dimaksud. Kedekatan fisik dan emosional pastinya sangat dibutuhkan antara ibu dan si kecil dalam hal ini, memahami semua apa yang ingin si kecil sampaikan walau hanya dari reaksinya saja. 



Aku pribadi beruntung banget bisa mengawasi si kecil 24 jam. Yah… aku adalah full mom yang dulunya seorang working mom. Sempat ragu ketika akan memutuskan menjadi full mom untuk si kecil saat masih dalam kandungan, tapi semuanya aku tepis dengan berpikir positif bahwa rezeki akan selalu ada walaupun aku hanya sebagai ibu rumah tangga. 

Bukan berarti semua yang bertitel full mom yang mengabdikan dirinya sepenuhnya bersama si kecil menjadi lebih dekat dengan si kecil, justru working mom kadang bisa lebih dekat dengan si kecil. Nah, dari kejadiaan ini seharusnya para ibu bisa berpikir seribu kali. Apa yang menyebabkan kedekatan antara si kecil dengan ibunya. 

Semuanya atas dasar cinta dan memahami secara emosional si kecil. Sejauh ini peranan working mom dan full mom sama-sama penting, mereka bekerja juga untuk si kecil dan full mom juga ingin lebih fokus pada si kecil. 




Kedekatan itulah kini bisa aku rasakan dengan anakku. Biasanya aku selalu mengajaknya bermain bersama, entah itu hanya bermain permainan sederhana seperti menutupkan telapak tanganku ke wajah seraya berkata ci luk ba. Anakku pun tertawa senang, dia menginginkan permainan itu diulang lagi dan lagi hingga dia bosan. Biasanya tempat yang paling asyik bermain adalah dikasur, bantal dan guling kadang menjadi sasaran dalam permainan “petak umpet ala-ala ini”. 

Pemainan dirumah yang biasanya kami lakukan bersama adalah menyusun tumpukan balok, balok-balok itu aku buat dari kardus bekas. Anakku senang dengan permainan sederhana tapi mengedukasi ini. Akupun bahagia melihatnya, bermain bersama inilah yang kadang membuat bonding kami semakin kuat. Tertawa bersama, bekerja menyusun balok bersama, dan pastinya terjalin komunikasi antara ibu dan anak. 

Aku pun sering mengajaknya jalan-jalan, mengenalkan pada alam sambil menjelaskan apa yang anakku lihat. Seperti awan, pohon, burung, pesawat, dan lain sebagainya. Dia sedikit demi sedikit belajar kosa kata baru dan dengan menunjukkan bendanya langsung diharapkan dia lebih paham dan hafal dengan barang yang dimaksud. Kadang jika ada suatu hal baru atau barang baru yang belum pernah dilihat sebelumnya dia akan bertanya “Apa itu?”. Pasti aku akan menjawab serentetan pertanyaannya yang memang membuatnya dia penasaran dengan nama barang baru yang dilihatnya. 

Jika aku yang bertanya pada anakku dan dia bisa menjawabnya, hadiah kecupan dariku untuknya. Dia sangat bahagia menerima kecupan dari ibunya. Dengan cara ini dia belajar bagaimana cara menyayangi dan menghormati. Kecupan ini nantinya akan dia rekam dan berharap kelak saat aku sudah bertambah tua, anakku tidak sungkan mengecup kening ibunya sendiri. Rasa cinta dan kasih sayang akan terus mengalir. 

Selain itu, jalan-jalan bersama keluarga pastinya juga penting karena membangun kedekatan dan kebersamaan antar anggota keluarga itu sendiri. Antara Ayah dan ibu, ibu dan anak, Ayah dan Anak. Dengan demikian rasa sayang antar anggota keluarga semakin kuat. 




Namun, ada rasa sedih ketika anak sakit dan tergolek lemas tak berdaya di tempat tidur. Kadang aku menangis sedihtak tega melihatnya, dalam hati pun berkata “mengapa bukan aku saja yang sakit Nak”. Tak tega melihat si kecil yang sakit panas dan tak kunjung sembuh. Dia merengek sepertinya meminta sesuatu kepadaku agar aku selalu berada disampingnya. Tanganku dipegangnya seraya dipeluk. Yah… aku merasakan juga, sepertinya anakku lebih tenang ketika aku berada di sampingnya. Dia pun tertidur dengan badannya yang panas. 

Sakit panas memang sangat menggangu si kecil. Jika ditambah panas tinggi pasti bikin hati ibu semakin nelangsa. Sedih melihat si kecil dengan kondisi seperti ini. Segala macam pengobatan pasti akan segera dipilih ibu untuk si kecil, baik berobat ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan perawatan yang insentif. 


Namun ada beberapa orang tua yang sudah terbiasa dengan hal ini dan mempercayakan obat yang dibeli di apotik bisa membantu si kecil lebih baik. 





Sehingga aku memutuskan memilih Tempra Syrup obat penurun panas untuk anak yang aku beli di Apotik. Aku berharap dengan penanganan yang cepat anakku terbebas dari sakit panasnya. 

Setelah meminum Tempra Syrup, segera aku peluk dan dekap anakku. Pelukan dan dekapan Bunda adalah obat yang paling si kecil suka saat sakit. Kontak batin antara Bunda dan Si Kecil akan terjalin.

Anakku aku peluk dan dekap, aku biarkan dia tertidur didadaku. Setelah agak pulas baru aku pindahkan ke atas tempat tidur sembari aku tidur didekatnya dan memegang erat tangannya.




Tempra Syrup penurun panas ini tidak perlu dikocok lagi karena 100% sudah larut berbeda sekali dengan obat penurunan panas lainnya yang biasanya sebelum diminum harus dikocok terlebih dahulu sebelum syrup dituangkan. 
Rasanya yang manis sangat disukai anak-anak dan anakku tidak menangis saat meminum Tempra Syrup ini.




Tempra Syrup penurun panas ini sangat aman di lambung si kecil, para ibu pastinya tidak perlu was-was karena dosis yang dimiliki Tempra Syrup penurun panas sangat tepat. Tidak menimbulkan over dosis dan kurang dosis. 
Anakku langsung tidur nyenyak setelah beberapa jam meminum Tempra Syrup ini. Memang aku tenangkan anakku dengan cara tidur, dengan kondisi yang nyaman aku berharap panasnya turun.

Keesokan harinya alhamdulillah, panas anakku bener-bener turun. Dia tersenyum kembali dan mengajakku bermain. Ini artinya dia sudah kembali sehat dan bisa belajar dan bermain lagi bersamaku. 



Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.

No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)