Tentang Rumah dan Yang Membuatku Betah

Assalamualaikum...
Gimana kabarnya teman-teman pembaca blog www.dwipuspita.com?
Dalam postingan ke tiga di bulan Januari 2018 ini aku mau cuap-cuap tentang rumah dan yang bikin aku betah didalamnya. Oh iya... ini asli cuap-cuap ya, tak ada promosi terselubung. Hehehe...

Rumah... kalian pasti tinggal dirumah bukan? Baik rumah ortu, rumah mertua, rumah kontrakan maupun rumah sendiri. Semuanya patut disyukuri karena bisa tinggal dirumah.
Rumah adalah tempat berlindung dari panas dan hujan. Tempat berkumpulnya keluarga dan disanalah semua masalah dan kasih sayang akan muncul.


Ngomong-ngomong masalah rumah, kami sudah menempati rumah imut-imut ini selama 5 tahun lebih. Lebih tepatnya tahun 2012 setelah menikah dan kami pun boyongan kerumah imut-imut yang terletak di baratnya Surabaya Barat ini.


Sekarang rumah imut-imut ini rame dengan tangisan si kecil. Yach, inilah salah satu yang bikin aku betah dirumah setelah memutuskan resign dari tempatku bekerja sebelumnya. Dengan adanya si kecil dan sibuk mengurus segala tetek bengeknya bikin aku terhibur dan sibuk dengan duniaku yang baru.

Rumah yang dibikin berantakan dan nggak ada rapinya. Maunya sih ikut-ikutan menata rumah biar tampak instragamable, tapi apa daya dengan kekuatan super power si kecil rumah jadi acak-acakan lagi. 

Ruang tamu yang semula rapi, bersih, bak foto-foto para instagramers yang demen deken home decoration itu berubah menjadi kapal pecah.

Tapi... aku happy. Itu artinya anakku sehat.


Tingkahnya yang selalu ingin tahu dan penasaran dengan barang yang dilihatnya terkadang bikin aku jerit-jerit histeris. Barang bahaya yang terkadang sudah si kecil pegang, lengah sedikit mengawasinya pasti dia akan menemukan barang baru yang bikin aku tersentak kaget. Salah satunya adalah memasukkan jari-jari kecilnya ke kipas angin. Untung saja dalam posisi kipas angin off, coba lagi muter... pasti deh aku jerit-jerit histeris seperti orang keserupan.



Rumah imut-imut ini kadang bikin aku sumpek. Bukan rumahnya tapi barang-barang yang sudah mulai memenuhi rumah dan ternyata kurang berfungsi. Contohnya treadmil warna orange itu, hadiah yang diberikan suamiku agar aku bisa olahraga didalam rumah tanpa harus bingung mencari waktu yang pas untuk olahraga diluar. Kekurangan treadmil ini adalah tagihan listrik tiap bulannya membengkak. Tapi untung saja ada manfaatnya, selama 6 bulan memiliki treadmil ini berat badanku turun. Dari angka 72 kg menjadi 67 kg. Tapi karena jarang aku pakai karena sudah lumayan turun berat badanku akhirnya treadmil kesayangan nggak dipakai. Daripada isi rumah tambah banyak akhirnya tredmil pemberian suami aku jual. Dan Alhamdulillah laku cepet. Lumayanlah... buat jajan.



Tiap sore jika weekend tiba kami selalu jalan-jalan mengitari perumahan bersama si kecil. Ini kami lakukan jika tidak acara lain di luar rumah. Entah itu acaraku sendiri atau acara suami. Kami senang jalan-jalan keliling perumahan karena bisa melihat berbagai model rumah tetangga yang sudah direnovasi.



Mengelilingi perumahan itu asyik, selain bisa kenal dengan tetangga terkadang juga bisa menemukan spot yang asyik buat foto-foto. Perumahan kami terbilang rumah yang masih sejuk karena masih dikelilingi sawah. Terkadang ilalang menyapa kami jika kami jalan-jalan ke perumahan bagian belakang. Mereka bergoyang kekanan dan kekiri diterpa angin. Pemandangan yang indah ini ternyata bisa kami rasakan disekitaran perumahan.


Perumahan kami yang tergolong masih sepi, karena perumahan ini tergolong perumahan pinggiran. Pinggiran Kota Surabaya dengan harga yang sangat bersahabat di kantong kami. Mungkin mereka yang berduit hanya invest buat masa depan. Tak jarang banyak rumah kosong yang dijadikan tempat tumbuhnya ilalang.


Rumahku memiliki cat berwarna biru untuk bagian pintu dan jendelanya. Bukan berarti aku penyuka biru, tapi secara kebetulan aku memilih warna cat ini agar terlihat segar. Setiap pagi pasti aku akan membuka pintu dan jendela lebar-lebar agar hawa segar masuk ke dalam rumahku. Ventilasi rumah itu ternyata perlu agar rumah selalu sehat dan penghuninya juga ikutan sehat.


Dapur sederhana yang mana setiap pagi menjadi tempat favoritku untuk membuat masakan suami dan anakku. Suamiku selalu membawa bekel ke kantor, soalnya dia sekarang mencoba menjadi vegetarian. Selalu konsumsi sayur yang banyak, nasi cukup 3 sendok dan lauk secukupnya. Mau nggak mau aku harus membuatkan kombinasi sayur yang berbeda setiap harinya agar dia tidak bosan. Vegetariannya sih nggak 100 % tapi dia masih belajar untuk hidup sehat.


Aku selalu excited kalo nemu tanaman baik itu tanaman asli ataupun palsu. Biasanya aku akan berimajinasi untuk menyulap rumahku dengan berbagai macam tanaman agar terlihat rindang dan sejuk. Jadi setiap mampir ke gerai-gerai bunga palsu macam gambar di bawah ini pasti deh bikin aku betah dan nggak mau pulang. Rencananya bunga-bunga itu mau aku borong untuk menghiasi rumahku tapi apa daya oleh suami nggak diizinin. Itu semua hanya nafsu katanya, tahun depan pasti udah bosen lagi. Betul juga sih, soalnya sekarang aku udah sedikit bosan. Hehehe...


Satu-satunya area bermain anakku adalah di jalan gang, jalan gang depan rumah. Disanalah dia akan berekplorasi dengan segala kemampuannya. Berlarian, bermain dengan kupu-kupu, bermain tanah, bermain batu, dan segala yang dia lihat pasti menjadi sasarannya. Selama tidak bahaya, aku biarkan dia bergerak semaunya mumpung ada tempat bermainnya.



Itulah segelumit ceritaku tentang rumah dan yang bikin aku betah didalamnya. Pastinya dengan adanya si kecil aku memiliki teman dirumah, teman ngobrol, bermain, teman makan, teman nonton TV, dan teman jalan-jalan. Kalian punya cerita juga dengan rumah? Dan apa saja yang bikin kalian betah didalamnya. Share yuk...


No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)