Waktu Masih Ngekos (Saat Menjadi Pengantin Baru)

Sebelum saya bercerita, ada baiknya saya jelaskan bahwa kata 'kami' disini adalah saya dan suami. Yesss... kami sudah halal... kami sudah menikah dan masih berpredikat pengantin baru.


Baiklah saya akan mulai menceritakan keadaan kami di waktu menjadi sepasang suami dan istri yang tinggal di kos-kosan ukuran 3x4 di daerah Merr Surabaya Timur.

Setelah menikah kami ngekos dekat dengan kantor. Kantor siapa? Ya tentunya kantor tempat kerja saya di Jalan Arief Rahman Hakim. Kalau suami pastinya bakalan keasyikan dikasih tempat yang dekat dengan kos-kosan. Tempat kerja saya tidak terlalu jauh dengan kampus ITS (mungkin 5 menit dengan menggunakan sepeda motor kecepatan 60km/jam) dimana dulunya kampus ITS adalah tempat kami sama-sama kuliah disana.

Kalau jalan kaki antara tempat kos ke tempat kerja bisa ditempuh 20 menit, asalkan dengan jalan kaki cepat. Lumayan berkeringat dan setengah membakar lemak. 

Saya yang memang punya body gemuk pada waktu itu pastinya menggunakan kesempatan jalan kaki semaksimal mungkin agar kalori saya terbakar secara maksimal. Timbangan hampir menyentuh angka 60 gimana nggak stress coba.

Biasanya kalau berangkat kerja di pagi hari saya selalu diantar suami, dan hanya saya yang tiba di kantor paling pagi dan langsung manggut-manggut di depan komputer kantor untuk log in FB (benar-benar karyawan teladan).

Kalau pulang kerja biasanya nunggu jemputan suami, atau nebeng teman, atau pilihan terakhir adalah jalan kaki. Tempat kerja suami di daerah Gayungsari dekat dengan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. Kosan kami terletak di daerah Semampir (daerah Semolowaru) tepatnya di dekat Jembatan Merr. Harga kosan perbulannya Rp. 600.000,-. Itu sudah termasuk air dan listrik dengan fasilitas kamar mandi dalam + WC tentunya.

Dan kamipun hanya bertahan menjadi sepasang suami istri yang hidup di kos-kosan selama 2 bulan saja dan setelah itu kami pindah ke rumah baru yang kami kredit bersama. Pulang kerja, kalau nggak berdiam diri di dalam kamar ya jalan-jalan di sekitar kos atau ke tempat lain. Nah ini adalah foto-foto waktu jalan-jalan di sekitar kos-kosan. 


Selama 2 bulan ngekos pasti ada suka dukanya. Apa saja suka duka kami?
  1. Luas kamar yang pas-pasan. Tempat tidur, lemari, meja tempat buku, peralatan memasak menjadi satu ruangan. Kalau habis masak semuanya bau asap. Sprei, baju, dan ruangan berbau asap masakan.
  2. Karena kamar mandi ada di dalam, jadinya lembab, bau, dan terkadang air dari kamar mandi nyiprat keluar. Basah-basahan deh jadinya kamar kami.
  3. Ke pasar setiap hari Sabtu atau Minggu sambil jalan-jalan pagi. Jarak antara pasar dan kosan lumayan dekat.
  4. Cuci baju bersama, saya bagian ngucek dan suami bagian jemur. Biasanya cucian kami 1 bak ukuran besar.
  5. Sebelum punya penanak nasi elektrik dan kompor gas beserta tabung gasnya, keuangan kami boros banget. Setiap kali mau makan harus beli, dan inipun bukan tambah irit tapi tambah bangkrut keuangan kami.
Momen yang tak terlupakan pada saat menjadi sepasang suami istri yang ngekos. Rasa yang nano-nano dan pastinya kami happy bisa belajar secara langsung... dari hidup ngekos kami bisa bersyukur bahwa kami masih diberi banyak rezeki oleh Allah karena bisa pindah kerumah baru.


Kami menikah pada bulan Rajab dan satu bulan kemudian adalah bulan Ramadhan. Menikmati sahur dan buka puasa bersama. Selain itu kantor saya mengadakan Bazar Ramadhan, kadang buka puasanya bareng dengan teman-teman kantor sekaligus mengajak suami. Kadang suami nggak ikut acara saya karena dia lebih memilih ibadah. Yapz... suami saya ingin sholat berjamaah Maghrib dan Isyak lanjut terawih di Masjid dekat kosan.

Sampai kamar kosan ditinggal suami teraweh di Masjid. Kalau saya memang disuruh teraweh di kosan saja sama suami, karena kata suami, seorang istri lebih baik sholat di dalam rumah saja. Okelah, jadinya sholat sendirian di kosan.


Kami benar-benar mulai dari nol. Nggak punya barang yang akan dibawa ke rumah baru. Yang ada hanya pakaian-pakaian kami, meja kecil yang saya beli waktu masih single dan masih ngekos di daerah Jetis Wonokromo. Penanak nasi elektrik yang baru beli setelah menikah, kompor gas dan tabungnya yang bawa dari kampung, bak cucian yang beli di kosan, alat masak memasak, alat tulis menulis, berbagai kosmetik yang jarang saya pakai.

Terus nanti di rumah baru tidur dimana? bajunya diletakkan dimana? Akhirnya dengan memaksakan diri, kasur dan lemaripun dibeli dan harus segera dikirim ke rumah kami. Dan Alhamdulillah awal September 2012 kami menempati rumah baru. Sudah satu tahun rupanya, sekarang bulan September 2013. Semoga barokah semuanya. Amieen...

No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)