ABG istilah dari Anak Baru Gede. Masih labil, masih ingin
mencoba hal-hal baru. Ingin tau ini dan itu. Asalkan masih dalam batas wajar
dan dalam pengendalian orangtua yang cukup extra. Insyaallah ABG akan terselamatkan
pada masanya. ABG, kita pernah melewati masa itu. Dimana kata orang masa
ABG adalah masa-masa yang indah. Masa penuh warna, masa penuh dengan cinta dan
sahabat. Tidak salah bagi mereka yang mendeskripsikan hal-hal tersebut. Mengenal kata pacaran sih awalnya sejak SMP, berarti 12
tahun yang lalu ya. Busyettt, ternyata sudah lama juga ya.
ABG itu saling cari perhatian
Tentunya aku mencoba hal tersebut teman-teman, ingin ada sesuatu yang berbeda dari diriku. Hahaha, alibi...Menginjakkan kata pacaran, seneng banget, serasa dunia milik kita berdua. Hahahaha....Ada yang selalu membangunkanku di pagi hari, dengan isi sms nya.“Sayang bangun yuk, sholat shubuh”. Huwaaa, seneng banget, seperti ada yang memperhatikanku, dan aku pun langsung bangun dari tempat tidur. Suara ibu nggak mempan untuk membangunkanku, dan yang mempan hanya suara HP bututku. Ibu sampai geleng-geleng kepala.
Siangnya, saat di sekolah juga begitu. “Sayang makan siang
bareng yukz, dikantin sekolah”. Huwaa seneng lagi ada yang ngajak makan siang gratis. Aku ajak teman-teman, sedikitlah cuma 6 orang saja, lumayan kan bisa membantu
teman-teman yang lain yang nggak bawa uang saku. Dan, malam harinya juga begitu, si HP butut tak berhenti
mengeluarkan suaranya. “Sayang ada PR
Matematika, besok aku nyontek ya”. Haiiiyaaa...nyontek katanya. Nyontek? Bayar donk.
Indah sekali bukan, disetiap waktu selalu ada yang
memperhatikan kita, sampai-sampai malam minggu pun tak pernah absen ngajak
keluar. Tapi, ibu selalu memberi tanda dengan mengernyitkan alisnya, artinya
aku harus stand by dirumah. Kumpul
sama keluarga, kalau perlu belajar atau mengerjakan PR biar PR nya nggak
menumpuk. Okelah, aku turuti semua kata ibu.
ABG itu identik dengan Valentine’s Day
Valentine’s Day aku nggak pernah absen mendapatkan setangkai bunga mawar dan coklat 4 tahun berturut-turut pemirsa. Setiap tahun mesti aku dapat dari teman-teman spesialku. Seneng banget nget nget nget rasanya. Sumpeh, sampai aku seperti tuan putri loh. Wkwkwkw...Selain itu aku ajak makan para sahabat di kantin sekolah. Makannya sih cuma mie remez yang harganya 200 perak pada zaman itu. Maklumlah, uang masih dari orangtua.
Jadi kalau mau traktir teman-teman juga
harus diperhitungkan. Selain itu, moment ulang tahun pasangan kok sepertinya menjadi
hal wajib ya pas ABG. Ada kado special, ucapan romantis, ucapan do’a, ucapan
macam-macam pokoknya. Yang special nih, ada yang memberi kado berupa baju plus
jilbabnya. Wah, siapa ya? Ternyata teman special, senyum-senyum sendiri deh jadinya.
Kalau dari teman-teman dekat biasanya peralatan sekolah seperti buku tulis,
kotak pensil, alat-alat tulis. Alhamdulillah… Sebaliknya, apa yang aku berikan? Aku nggak memberikan apa-apa pada mereka. Aku hanya
memberikan do’a agar mereka menjadi orang yang sukses kelak. Amiiienn.
ABG identik dengan jalan bareng/keluar bareng
Jalan-jalan pernah donk, tapi ibu memberi persyaratan kalau mau jalan-jalan atau keluar rumah cukup ajak 5 atau lebih teman sekolahmu yang cewek yang ibu kenal. Maksud ibu adalah, kalau aku macam-macam atau ada apa-apa bisa di introgasi kepada teman-teman, dan jika aku menyalahi aturan ibu maka aku harus siap menerima hukuman dari ibu.
Selain itu, keluarnya nggak boleh jauh-jauh. Sama ibu dikasih
radius 3 km dari rumah. Alamakkk artinya cuma boleh muter-muter di sawah doang
ya Bu sambil pesen nasi jagung plus lodehnya Mbak Tum di pinggir sawah itu.
Wah ibuku memang pintar ya. Salut dech sama ibu.
ABG kalau udah putus
Lucunya ya, kalau zaman ABGku dulu. Aku dan teman special sudah putus, semua pemberian darinya entah itu yang berupa barang ataupun bukan barang yang telah mereka berikan kepadaku diminta kembali lagi seperti dulu. Ataupun barang yang aku berikan kepadanya dengan tulus ikhlas dikembalikan di atas meja belajar sekolah tanpa ada kata-kata. Maksudnya apa mas, tuan, om, kakak? Emang kalau sudah putus kita jadi musuh begitu.
Emang nggak boleh ngerjain PR bareng,
nggak boleh sharing ilmu bareng gitu? Wah, ABG ya…benar-benar labil banget kalian. Dulu mesra
sekarang jadi musuh. Maunya apa sih kalian, toh aku memutuskan hubungan ini
dengan baik-baik. Dengan alasan aku ingin lebih berkonsentrasi dengan sekolah. Terus kalian seperti itu setelah putus?
Yapz, seperti itulah segelumit cerita ABGku 12 tahun
silam. Dan, Alhamdulillah ibu selalu mengendalikanku setiap gerak gerikku terlihat aneh di mata ibu. Ibu, tidak pernah melarangku, tetapi ibu memiliki
batas-batas tertentu ketika aku kenal/berhubungan dengan lawan jenis. Ibu
selalu memberikan support positif padaku, dan tugasku adalah membaca dan
merekam setiap adegan guna pembelajaran di masa depan.
Terimakasih ibu, masa-masa ABG ku penuh warna karena ibu.