Ini pengalaman pribadiku, murni tidak ingin menjudge ibu-ibu lain diluar sana. Jika ada kata-kata yang salah dalam artikel ini, aku minta maaf. Ini hanya cuap-cuap dan cerita biasa yang jujur tidak ingin menyinggung para ibu.
Saat mengetahui aku hamil aku bahagia banget berharap anak yang aku kandung sehat, anggota tubuhnya lengkap, dan tidak ada kejadian aneh yang mengejutkan kedua orang tuanya. Beranjak usia kehamilan 7 bulan lebih aku coba memijat payudaraku, ternyata sudah mengeluarkan ASI. Dan disaat itu pula aku berharap bisa menyusui anakku full ASI tanpa pendamping lainnya selama 6 bulan pertama.
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu tiba, sepertinya anak ini akan keluar ditandai dengan air ketubanku yang terus seperti buang air kecil. Akhirnya suamiku membawaku ke Rumah Sakit Ibu dan Anak dan si Dokter langsung memutuskan untuk Operasi SC. OMG gimana nggak tambah gemeter la wong ini pertama kalinya perutku dibedah. Bismillah pokoknya, semua aku serahkan pada Allah.
Dan Alhamdulillah 15 menit di ruang operasi akhirnya si anak laki yang dekem selama 9 bulan diperutku lahir kedunia dengan operasi SC. Aku dipisahkan dengan anakku selama 8 jam karena si kecil masih diobservasi oleh perawat. Aku bertanya terus kepada suamiku, anakku ada dimana kok dari tadi nggak ada tanda-tanda anakku dipertemukan dengan aku. Aku ingin memberinya klostorum yang katanya baik untuk bayi. Warnanya agak kekuning-kuningan dan sedikit kental baik sekali untuk antibody bayi. Oleh sebab itu aku bersikukuh agar aku bisa langsung bertemu dan menggendong anakku.
Akhirnya anakku dipertemukan denganku oleh mbak-mbak perawat. Amazing rasanya melihat bayi yang awalnya ada dirahim kini bisa aku peluk dan cium. Langsung tanpa babibu aku nenenin anakku, ternyata benar sekali bayi yang baru lahir bisa langsung mengenal puting susu ibunya. Dia terus mencari dan mendapatkan itu puting.
Sehari, dua hari, tiga hari dan aku merasakan payudaraku bengkak. Sakit sekali rasanya, dipegang sakit apalagi disuruh menunduk masyaallah seperti ini ternyata sakitnya. Salah satu cara biar nggak sakit adalah dengan selalu memberikan ASI pada anak, biarkan si kecil menghisapnya dan disaat dia menghisap rasanya legaaa banget. Rasa sakit akibat bengkak itu mulai sedikit-sedikit menghilang. Nggak hanya bengkak yang aku alami, puting lecetpun aku derita. Tapi aku bahagia melihat anakku puas menghisapnya.
Dan waktu itu pula aku rajin mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari, makan-makanan yang bergizi. Selain itu aku juga dapat saran dari temanku untuk mencoba ASI Booster Tea. ASI Booster Tea merupakan ramuan herbal yang bisa memperlancar ASI setelah 24-72 jam setelah meminumnya ASI akan 900 % banjir. Bahan-bahan yang terkandung pada ASI Booster Tea semuanya herbal dan halal. Tak salah jika minuman ini menjadi pilihan ibu-ibu menyusui agar ASI mereka banjir.
Tak perlu khawatir juga untuk ibu pekerja, karena nantinya ASI yang mereka pompa akan menghasilkan berkali-kali lipat dari hasil memompa ASI sebelumnya. Anak senang ibupun tenang walaupun si anak ditinggal bekerja.
Kandungan ASI Booster tea adalah 100% herbal yang berasal dari Mediterania dan Asia Selatan. Tidak mengandung teh sama sekali walaupun terdapat kata tea. Jadi dipastikan aman untuk ibu dan bayi karena tidak mengandung kafein.
Komposisi dari ASI Booster Tea antara lain : fenugreek seed, fenugreek powder, fennel seeds, fennel powder, ANISE, Malunggay, dan Habbatussauda.
Cara memakainya mudah sekali. Cukup seduh 1 sendok makan penuh dengan 500 ml air. Minuman ini bisa disajikan panas maupun dingin serta bisa ditambahkan gula batu sesuai selera. Untuk hasil yang maksimal, minumlah 3 kali sehari sampai produksi ASI kita meningkat. Setelah itu kita dianjurkan untuk menguranginya secara bertahap menjadi 2 cangkir perhari, sampai secangkir perhari.
Nah, bagaimana nih ibu-ibu sudah pada nggak bingung lagi kan agar ASI menjadi lancar dan ibu-ibu bisa beraktivitas seperti biasanya. Dan yang penting ibu nggak boleh strees ya, karena strees juga bisa mempengaruhi produksi ASI. Bahagialah selalu, berpikir positif dan insyaallah produksi ASI semakin melimpah.