Hari itu aku dan suami mau melipir ke Bandara Juanda. Menjemput saudara yang datang dari negara tetangga. Seperti biasa hobby nyentrikku menggila, yaitu foto-foto. Jadi setiap sudut bandara tak kulewatkan untuk menjadi kenanganku. Hahahaha #katakan padaku aku ndeso
|
Melipir ke Bandara Juanda |
Di tengah jalan sebelum ke Bandara Juanda masih mampir ke mini market. Katakanlah mini marketnya ****mart. Mampir disini adalah untuk mentransfer beberapa uang untuk bayar hutang di ATM dan juga membeli beberapa kebutuhan camilan selama berada di bandara. Suamiku masuk mini market dan aku diluar menunggunya. Ketika aku tolah toleh sekitarku, perhatian tertuju pada seorang bapak tua yang duduk sendiri di ujung luar mini market. Aku lihat bapak itu, bapak itu membalas melihat aku.
|
Bapak tuanya melihat aku |
Rasa iba muncul, perlahan aku dekati bapak tua itu berharap tidak tersinggung ataupun memarahi aku. Akupun mendekatinya, duduk jongkok dan mulai melontarkan pertanyaan ke bapak itu.
"Bapak ngapain disini?"
"Cari uang nak"
"Oh,,,???"
"Dari pada minta-minta bapak duduk saja disini. Siapa tahu ada yang kasihan melihat bapak"
Iya sih memang, bapaknya cuma duduk saja. Dia nggak minta-minta seperti pengemis pada umumnya. Hanya sebagian orang yang kasihan melihatnya langsung mendatanginya dan memberikan uang di tangan bapak itu.
|
Seorang wanita baik hati memberikan bapak tua uang, dan dia menerimanya dengan senang. Uang itu terus digenggamnya |
Akupun melihatnya, ketika ada seorang wanita baik hati yang memnghampiri bapak itu dan memberikan uang yang cukup banyak. Aku senang, akupun mendoakan wanita itu agar rezekinya selalu dipermudah oleh Allah.
"Rumah bapak dimana?"
"Dekat nak, cuma di Karang Pilang"
"Rumah sendiri ya?"
"Nggak, ngekos nak"
"Istrinya ada?"
"Nggak ada, pergi semua"
"Anaknya?"
"Ada, anak perempuan tapi udah ikut lakinya dan lupa sama bapak"
"Dulu kerja apa?"
"Ikut orang nak, kerja proyekan. Bangun gedung, tapi sekarang udah nggak kuat, sudah umur 87 nak"
"Kok, cari uang disini, kan tempat yg lebih rame banyak pak"
"Enakan disini, nggak ada yang ngusir. Kalau tempat lain, diusir sama PP"
"Satpol PP ta pak?"
"Iya, Satpol PP. Mereka jahat, mengusir seenaknya"
"Kesininya jalan kaki atau gimana?"
"Naik len nak, dari rumah cuma 4ribu, terus kesininya jalan kaki"
"Dapat berapa perhari pak?"
"Yah, Alhamdulillah, dapat 20ribu kadang paling banyak 50ribu"
"Masih banyak orang baik ya pak?"
"Iya, Alhamdulillah"
"Jam berapa berangkat dari rumah?"
"Jam 3 sore, pulangnya jam 9 malam"
Aku pun melihat bajunya. Tampak kumal, banyak yang sobek, kancing banyak yg nggak dipasang karena banyak yang copot. Nggak pake alas kaki, kopyahnya rada dekil. Duh Gusti, kasihan sekali bapak ini. Akupun memberikan secukupnya dan berjanji besok sore setelah pulang kerja aku akan kembali ke tempat ini memberikan sesuatu untuk bapak itu. Dengan senyuman lebarnya, bapak itu mengucapkan beribu terima kasih. Ya Allah, terima kasih masih mengingatkan aku. Bagaimana dengan kalian, masih pedulikah dengan orang-orang sekitar kita? Tangan di atas lebih baik daripada tangan dibawah. Yuk, kita bantu mereka yang memerlukan bantuan kita.