Tentang Wayang Golek dan Golongan Utamanya

Indonesia memiliki beragam jenis budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki keanekaragaman sendiri dan salah satunya adalah di wilayah Jawa Barat atau yang lebih dikenal sebagai dataran Sunda. Di tanah Sunda, terdapat jenis wayang yang bernama Wayang Golek.

Sumber gambar : kaskus.co.id


Wayang tersebut memiliki bentuk seperti boneka dan terdapat kayu penyangga, 2 kayu panjang dan muka wayang yang dapat digerakkan. Wayang pada perkembangannya tidak hanya dijadikan sebagai media dakwah namun juga sebagai media hiburan dan media kritik.

Di tanah Sunda, wayang pertama kali ada di Cirebon ketika masa Sunan Gunung Jati yaitu pada abad ke-15. Wayang yang ada saat itu adalah wayang kulit dan wayang khas Sunda yang berbentuk seperti boneka tersebut ada di tanah Cirebon saat awal abad ke-16 dan dikenal juga sebagai golek papak atau cepak.

Pada perkembangannya terdapat wayang yang bernama golek purwa yang jalan ceritanya seputar cerita Mahabharata dan Ramayana. Golek sebenarnya berasal dari ide dari Dalem Bupati Dalem yang menugaskan juru wayang kulit asal tegal yang bernama Ki Darman untuk tinggal di Cibiru untuk membuat golek purwa dan masih terpengaruh bentuk wayang kulit. Namun perkembangannya, golek berbentuk seperti yang Anda lihat saat ini atau trimarta.

Wayang Golek tersebar tidak hanya di Cirebon, namun juga di Garut, Ciamis, Bogor, Ciparay, Kerawang, Majalaya, Indramayu dan tempat yang lainnya. Pada garis besarnya, golek papak dikelompokkan menjadi 4 golongan utama.

Pertama adalah golongan satria. Jenis golek yang termasuk golongan ini memiliki karakteristik muka yang cenderung tidak memiliki kumis dan bentuk mata yang sipit, alis tipis, hidung kecil. Golongan ini menggambarkan kelemahlembutan, ketenangan serta keluwesan namun tidak meninggalkan kesan gagah. Contoh dari wayang ini yaitu Rama, Nakula, Sadewa.

Sumber gambar : simomot.com

Kedua adalah ponggawa yang digambarkan sebagai tentara dengan tampilan postur yang tegap, tegas, memiliki mata yang besar, alis tebal, hidung mancung dan berkumis. Beberapa tokoh yang termasuk sebagai golongan ponggawa yaitu:
  • Gatotkaca yang terkenal dengan otot kawat balung wesi (otot kawat tulang besi).
  • Bima adalah tertua kedua dari pandawa. Bima memiliki perawakan yang tinggi dan besar serta memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan saudara pandawa yang lainnya.
  • Duryudana.

Sumber gambar : id.wikipedia.org

Ketiga adalah buto. Buto atau buta atau raksasa ini memiliki postur tubuh yang tinggi besar dengan mata melotot, hidung besar dan alis yang tebal serta terdapat taring panjang dan besar. Salah satu tokoh yang termasuk sebagai buto adalah Prabu Rahwana atau yang dikenal juga sebagai Dasamuka (bermuka sepuluh) dalam cerita Ramayana. Rahwana merupakan seorang raja Kerajaan Alengkadirja yang kemudian menculik istri dari Batara Rama yang bernama Dewi Sinta.

Sumber gambar : http://annmellema.blogspot.co.id/

Keempat adalah Punokawan. Golongan golek ini digambarkan sebagai tokoh yang jenaka dan kocak serta merupakan pengikut dari Pandawa. Tokoh yang termasuk sebagai punokawan yaitu Semar yang terkenal akan kebijaksanaannya, Gareng, Petruk dengan tubuh yang sangat tinggi dan Bagong yang memiliki tubuh yang tambun. 

Sumber gambar : http://aminbudisetyanto75.blogspot.co.id/

Dalam perkembangannya di jaman yang semakin modern, dan trending ini terdapat wayang golek baru yang termasuk sebagai punokawan yaitu cepot atau sastrajingga. Cepot merupakan golek yang memiliki muka berwarna merah. Sosok cepot di jaman modern digambarkan sebagai wayang yang humoris, suka bercanda. Lewat candaan tersebut, cepot memberikan nasehat atau petuah bahkan kritik sehingga dapat diterima oleh masyarakat luas lebih banyak.

No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)