Diarti Asna Armania si Single Parents, Single Fighter

Punya sosok pahlawan dalam hidupmu? Pastinya ada ya, kalau saya sendiri sosok pahlawan dalam hidup saya adalah ibu. Ibu yang berjuang sendirian menghidupi anak-anaknya untuk tetap bisa sekolah dan memenuhi kebutuhan hidup lainnya pada waktu itu.

Ibu menjadi single parents di umur saya yang masih 4 tahun sedangkan kakak saya 8 tahun. Tidak mudah memang, tapi ibu telah membuktikannya walaupun ada yang beranggapan tidak berhasil. Bagi saya, ibu sudah berhasil berjuang sendirian agar anak-anaknya bisa mandiri.

Namun kali ini saya tidak ingin menuliskan ibu sebagai sosok pahlawan dalam artikel ini. Saya ingin menuliskan sosok lain yang ada disekitar saya karena sepertinya dia pantas disebut pahlawan karena bisa berjuang sendiri menghidupi anak dan dirinya.

Kado untuk pahlawan



Dia sama seperti ibu saya, seorang perempuan dengan dua anaknya. Pastinya sebagai seorang perempuan banyak sekali keluh kesah yang dirasa. Sama-sama ingin menghasilkan cuan sendiri agar menjadi perempuan mandiri tanpa tergantung pada laki-laki. Diarti Asna Armania, dia adalah si Single Parent, Single Fighter. Wanita yang lebih akrab dipanggil dengan panggilan Bunda Nia adalah tetangga saya yang jaraknya hanya beberapa langkah dari rumah yang memang dikenal wanita kuat, tangguh dengan banyak kesibukan apa saja yang bisa dikerjakannya. Bersama dua anak laki-lakinya yang mulai beranjak remaja dia mampu bertahan dan tersenyum demi masa depan mereka. Menghidupi dirinya dan anaknya apalagi dengan adanya cicilan yang dimiliki. Kebutuhan hariannya dan anaknya mau tak mau harus dipenuhi dengan cara halal. Kadang kepala menjadi kaki, kaki menjadi kepala. Bagi dia, semua pekerjaan akan dilakoninya yang penting dia mampu dan mendapatkan uang untuk hidupnya sendiri dan anaknya.
Cerita pahlawan sekitar


Dia selalu membantu tetangga sekitar, kadang datang tak diundang membantu urusan dapur jika ada tetangga yang memiliki hajat. Pernah suatu hari saya juga memiliki hajat, dia datang tanpa saya undang. Membantu saya mengerjakan urusan dapur yang rasanya bagi saya berat namun setelah ada dia pekerjaan pun menjadi ringan karena cepat selesai. Memang kami bertetangga dan butuh tolong menolong, baginya tetangga adalah saudara dekat karena jika ada apa-apa pastinya tetangga yang akan dimintai bantuan terlebih dahulu. Kami sama-sama perantau, keluarga semua jauh dan tak mungkin kita meminta tolong pada mereka. Hidup damai dengan tetangga memang benar-benar indah, apalagi saling mengerti dan memahami.

Selain itu, Bunda Nia, memiliki kesibukan setiap malam di dapur. Tengah malam bukannya tidur nyenyak seperti saya namun dia masih sibuk berkutat dengan wajan, sutil dan alat dapur lainnya untuk membuat beberapa pesanan seperti jajanan pasar. Selain pesanan dia pun kadang menjualnya ke tetangga sekitar dengan cara menawarkan dagangannya itu. Kadang anak saya kecipratan jajanan buatannya, Alhamdulillah semoga Allah selalu membalas kebaikan Bunda Nia.

Tetesan peluhnya tak dapat dihitung setiap hari berapa jumlahnya, hanya jilbab yang mulai membasahi pun tak bisa berbohong bahwa tubuhnya sedang berjuang untuk bertahan hidup dirinya sendiri dan anak-anaknya. Hidupnya kebanyakan di "embong" sambil mengantarkan beberapa orderan, kadang juga menerima jasa antar jemput anak sekolah serta menerima les privat, baik dia sendiri datang ke rumah si anak atau si anak datang ke rumahnya. Walaupun yang didapat recehan namun dia percaya rezeki dari Tuhan tak akan pernah meleset. Ada saja rezeki setiap harinya, besar kecil dia syukuri. Anak-anaknya masih membutuhkan sosok ibu seperti dia, yang kuat dan tegar walaupun hanya seorang single parents.
Pahlawan bercerita


Wanita kuat tanpa seorang suami, tanpa laki-laki yang menuntun hidupnya. Dia mampu menjalankan semua peran dan kegiatannya sendiri, sama halnya seperti ibu saya pada waktu itu. Berjuang sendiri dan tak ingin di cap "kasihan" untuk mendapatkan belas kasih dari orang-orang. Selagi mampu pasti kita bisa, karena Allah sudah memberikan kemampuan pada masing-masing individu.

Belajar mandiri agar bisa tetap berdiri apalagi tanpa dikasihani. Wanita tangguh yang menjadi sosok pahlawan bagi keluarganya agar terus menjadi manusia yang beradab dan memiliki ilmu serta budi pekerti.

Jika teman-teman memiliki sosok pahlawan seperti cerita saya diatas, teman-teman bisa ikutan Kontes Blog Super Bercerita #KadoUntukPahlawan yang diadakan pada periode April—Juni 2022. Ceritakan sosok pahlawan yang ada disekitar teman-teman yang menurut kalian pantas disebut pahlawan.

Salam,
Dwi Puspita

5 comments:

  1. All the best pokoknya🥰🥰

    ReplyDelete
  2. Masyaallah Terimakasih
    sdh mmengangkat kisah hidup saya sbagai pahlawan keluarga
    Saya minder krn tidak merasa sbaik itu..
    Semangat unt semua ibu pejuang keluarga
    🙏🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  3. Ak berkaca2 nich bacanya🥺, semangat bund💪,wanita mandiri berdiri di kaki sendiri semoga Allah selalu meridhoi langka mu bund🤲🙏

    ReplyDelete
  4. Jadi berkaca-kaca bacanya🥺, semangat bund 💪,wanita mandiri berdiri di kaki sendiri semoga Allah selalu meridhoi jalan mu bund🤲🙏😘

    ReplyDelete
  5. Keren mbak Dwi artikelnya...Wanita tangguh dan wanita kuat bunda hebat u sang tokoh pahlawan

    ReplyDelete

Yuk berkomentar :)