5 Cara Mudah Memutus Rantai Sandwich Generation

Sadar atau tidak disadari sebenarnya kita berada di generasi sandwich generation. Bisa jadi posisi kita saat ini adalah posisi sandwich generation, terus apa sih yang dimaksud sandwich generation. Kalau menurut pendapat saya pribadi generasi sandwich generation adalah generasi yang lagi pusing mikirin hari tua ortu, diri sendiri dan masa depan anak karena sesuatu hal misalnya, seperti karena dana. Lebih tepatnya dari pengertian Sandwich generation adalah generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup tiga generasi yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan anaknya. Nah lo, gimana gak pusing coba.

Sandwich generation

Sumber gambar : https://www.pexels.com/photo/close-up-photo-of-vegetable-sandwich-on-plate-1647163/

Mengapa harus diibaratkan sandwich? Karena sandwich sepertinya yang bisa mewakilkan dan istilah roti lapis ini (sandwich) pertama kali diperkenalkan oleh seorang Profesor sekaligus direktur praktikum University Kentucky, Lexington, Amerika Serikat bernama Dorothy A. Miller, pada tahun 1981. Kondisi tersebut kemudian diibaratkan seperti sandwich, yaitu ketika sepotong daging berada ditengah-tengah (diantara) 2 roti. Roti tersebut diumpamakan sebagai orang tua (generasi atas) dan anak (generasi bawah), sedangkan isi utama sandwich berupa daging, mayonaise, dan saus yang terhimpit oleh roti diibaratkan bagai diri sendiri.

Jujur, kasihan banget apabila berada di posisi sandwich generation, yang disalahkan juga siapa karena pastinya mereka mempunyai masa lalu yang berbeda sehingga bisa menjadi posisinya saat ini. Walaupun ada beberapa juga yang tidak berada dalam posisi sandwich generation karena dulu-dulunya mereka sudah memiliki pemikiran lebih cerah daripada yang lainnya.

Kita dapat mencari berbagai informasi yang bisa memutuskan rantai sandwich generation terutama untuk diri sendiri jika berada dalam posisi tersebut. Walaupun memutus rantai sandwich generation bukanlah hal yang sangat mudah seperti membalikkan telapak tangan yang dapat dilakukan begitu saja dan perlu konsistensi serta usaha yang lebih besar untuk dilakukan.

Tak perlu mencoba untuk merasakannya terlebih dahulu generasi sandwich generation ini karena akan membuat teman-teman stress. Bagi kamu yang saat ini beruntung karena belum berada di posisi ini yuk segera putus mata rantai itu dengan cara yang wajar dan masuk akal.


Berikut cara untuk memutus mata rantai sandwich generation dan selamatkan masa depan keturunan kita.

1. Hindari budaya hidup konsumtif dan beralihlah ke hidup hemat.

Budaya ini hendaknya buang jauh-jauh, hiduplah apa adanya dan wajar. Beli barang sewajarnya dan seperlunya saja. Tidak usah ikut-ikutan trend untuk membeli barang. Hendaknya beli barang yang awet yang bisa dipakai lama sehingga tidak perlu ganti-ganti yang baru. Misalnya, perabotan rumah tangga, perabotan rumah, tas, sepatu, dan beberapa barang lainnya yang sekiranya tak perlu gonta ganti tiap tahun kecuali barang tersebut benar-benar sudah rusak. Inilah yang disebut hemat, hidup hemat pastinya akan memberikan manfaat pada diri sendiri dalam jangka panjang karena pengeluaran bisa diminimalisir dan uang bisa ditabung ataupun diinvestasikan menjadi nilai/barang yang lebih berguna.


2. Pentingnya perencanaan keuangan/tabungan investasi

Pada poin sebelumnya sudah dijelaskan yaitu dengan hidup hemat kita bisa menggunakan uang tersebut untuk investasi ataupun ditabung sehingga memiliki manfaat yang lebih nantinya. Perencanaan keuangan seperti ini sangat penting dimulai sejak kita dapat pekerjaan misalnya. Dengan gaji pertama yang kita miliki kita bisa merencanakan sebagian uang tersebut untuk ditabung. Dengan cara ini kita bisa menghindari hal-hal yang kurang penting misalnya membeli barang yang hanya keinginan sementara padahal tidak begitu penting.

Jika sudah terbiasa menabung saat masih single maka saat akan berkeluarga akan menjadi kebiasaan dan hal ini pastinya tidak akan merepotkan orang tua ataupun anak keturunan kita nantinya.

3. Perencanaan keuangan saat pensiun

Tidak hanya menabung, bagi kita yang ingin hidup bahagia tanpa merepotkan anak-anak nantinya hendaknya juga menyiapkan dana pensiun di hari tua kita nantinya. Tujuannya adalah agar anak-anak bisa fokus dengan karir dan keluarganya dan tidak memberatkan mereka nantinya jika terjadi suatu hal yang tak diinginkan kepada kita sebagai orang tuanya. Perencanaan keuangan untuk masa tua/tabungan pensiun ini sangat penting sekali, untuk itu benar-benar harus dipersiapkan dari masih muda dan raga masih sehat untuk kerja dan membuka usaha agar nantinya kita tinggal menikmati saja.

4. Asuransi kesehatan

Siapkan juga asuransi kesehatan agar sewaktu-waktu jika kita sakit tidak merepotkan keluarga. Tidak mengandalkan pinjaman sana-sini sehingga menimbulkan banyak hutang yang nantinya merugikan kita dan juga yang dihutangi. Untuk itulah gunanya ikut asuransi kesehatan karena kita tidak tahu kapan kita sakit.

5. Perencanaan dana pendidikan anak

Setiap keluarga yang memang sudah memikirkan perencanaan keuangan dengan sebaik-baiknya pastinya tidak akan terlewatkan untuk perencanaan pendidikan anak. Pendidikan anak sangat penting sekali, setiap tahun biaya pendidikan sudah pasti naik. Apapun itu, kewajiban orang tua adalah memberikan pendidikan yang layak pada anak-anaknya. Agar meringankan beban kita sebagai orang tua nantinya, perencanaan dana pendidikan anak dari awal memang sangat penting sekali untuk direncanakan. Beberapa pasangan keluarga sudah menyiapkan dana pendidikan anak dari si anak dalam kandungan karena mereka ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Semoga kita bisa memutus rantai sandwich generation dengan cara menerapkan 5 cara di atas. Intinya asuransi keluarga sangat diperlukan dalam hal ini. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan memulainya.


Salam,
Dwi Puspita

1 comment:

  1. Beneeer mba, salah satu cara memutus rantai sandwich gen, itu pemahaman ttg cara mengatur financial. Aku bersyukur Krn keluargaku, juga keluarga suami tidak mengalami sandwich gen. Inget banget dulu papa ngajari cara mengatur keuangan bahkan dari aku SD. Kalo temen2 diksh uang harian, sama papa kami diksh uang bulanan Rp50,000 😁. Utk THN 90an lumayan banyak. Awalnya aku girang Krn bisa beli macem2. Tapi ternyata pas tengah bulan abis, bingung sendiri, dan papa strict ga mau kasih. Trus minta catatan uangnya abis kemana aja. Sejak itu aku belajar cara membagi uang. Gimana supaya itu uang jajan ga abis terlalu cepet, bahkan kalo bisa ada sisa. Lama2 jadi biasa ngaturnya dan bikin catatan utk dilaporin ke papa tiap akhir bulan.

    Mungkin Krn kami dilatih utk bisa mengatur keuangan, efeknya berasa banget skr, jadi lebih mandiri soal keuangan. Syukurnya suami juga ditanamkan mindset utk ga ngerepotin org lain di saat tua nanti.

    Kami berdua ga mau jadi beban anak2, pengennya kalo pensiun ttp bisa rutin traveling seperti skr. Makanya investasi, asuransi, dana darurat udh kami persiapin jauh2 hari.

    Dan sama seperti cara papa dulu, akupun ngelatih anak2ku dari umur 5 thn utk menabung dan investasi. Jelasin soal inflasi dengan kata2 mudah yg bisa mereka pahamin. Sampe akhirnya mereka memilih nabung di emas digital buat bekal nantinya. Aman dari inflasi.

    Harus dari kecil sebenernya, jadi saat dewasa, udah ga susah untuk membiasakan diri berinvestasi supaya bisa mencapai financial freedom saat tua :).

    ReplyDelete

Yuk berkomentar :)