Pro dan Kontra Memperkenalkan Mata Uang Digital Untuk Anak-Anak Anda

Mata uang digital sudah menjadi sangat populer dalam beberapa tahun belakangan. Dari sulitnya dunia untuk menerima jenis mata uang ini, sampai tahun 2019 kemarin, mata uang digital mulai mendapatkan perhatian berkat banyak kelebihan yang ia miliki. Walaupun tidak bisa dipungkiri, kelemahan tersebut masih terus dicari solusinya.



Kebebasan transaksi, kemudahan transaksi internasional, biaya yang gratis menjadi beberapa kelebihan dari mata uang digital. Namun muncul pertanyaan, bagaimana jika mata uang digital sampai diterima masyarakat dunia, dan anak-anak Anda akan menggunakan mata uang digital dalam kehidupan mereka sehari-hari. Apa saja pro dan kontra dari ekspos mata uang digital untuk anak-anak Anda? Mari kita bahas satu per satu.


Pro Mata Uang Digital

Menabung : Dengan memperkenalkan mata uang digital kepada anak-anak Anda, berarti mereka akan lebih mudah setiap kali ingin menabung. Apalagi sekarang sangat jarang budaya menabung menggunakan celengan yang banyak diperkenalkan di generasi sebelumnya. Hal ini banyak dipengaruhi oleh nilai recehan koin yang semakin turun nilainya. Namun dengan menggunakan mata uang digital, anak Anda tetap bisa menghemat nominasi yang sangat rendah sampai satuan sen atau 0,01 Rupiah, tergantung mata uang digital yang digunakan.

Alternatifnya, ada rekening bank yang bisa Anda daftarkan seperti simpanan pelajar dari BCA dengan nama pemilik buku bank barupa nama anak Anda langsung. Biaya administrasi juga gratis dengan minimal setoran awal hanya Rp. 5 ribu. Namun banyak orang tua yang tidak memiliki waktu untuk mendaftarkan ini sehingga mata uang digital bisa menjadi solusi terbaik untuk menabung.


Belajar ekonomi dan investasi : Ekspos mata uang digital bagi anak, berarti anak akan mulai belajar mengenal volatilitas harga dari mata uang digital. Paparan sejak dini ini akan menumbuhkan jiwa investasi anak, dan tahu kapan saat nilai tertinggi dan terendah dari mata uang digital yang dimiliki. Pelajari lebih lanjut tentang volatilitas di sini.


Aman dari tindak kriminal: Mata uang digital tersimpan secara aman di jaringan, sehingga akan sulit bagi pelaku kriminal untuk bertindak dan merampok dari anak Anda. Karena tahu anak Anda tidak membawa uang tunai, melainkan mata uang digital yang membutuhkan proses untuk transfer atau diuangkan saat itu juga.


Mengatur keuangan: Transaksi digital bisa terekam. Karena itu anak Anda, atau Anda sendiri sebagai orang tua mereka bisa memantau secara detail apa saja yang dibeli oleh anak Anda dalam satu waktu tertentu. Anda bisa mengamati tindakan, kebiasaan dan preferensi belanja anak dengan lebih detail. Si anak sendiri juga bisa mengatur keuangan, lewat perincian pemasukan dan pengeluaran bulanan sehingga bisa belajar sejak dini tentang ini dan mulai memiliki kebiasaan berhemat sampai ia dewasa.


Terhindar dari resiko kehilangan: Menyimpan dompet pribadi terkadang bisa menjadi masalah. Tertinggal dompet dan sebagainya seringkali terjadi, terutama bagi anak-anak. Dengan tersimpannya uang di jaringan, akan menghindari hal ini untuk terjadi.
Kontra Mata Uang Digital


Boros: Kelemahan utama dari kepemilikan mata uang digital pada anak adalah semakin mudahnya melakukan transaksi pasar. Hal ini akan menciptakan kebiasaan impulse buying, yaitu membeli sesuatu barang/jasa karena keinginan yang muncul tiba-tiba. Dampaknya rekening akan terkuras dan akan memberikan kecenderungan pada anak untuk lebih boros.


Likuiditas rendah: Membeli mata uang digital bisa saja menjadi sulit karena anak tidak memiliki rekening pribadi. Melainkan di-transfer dari rekening orang tua mereka. Hal ini akan butuh proses saat proses transfer ini dilakukan, bisa membutuhkan waktu minimal 1 hari untuk transfer dari bank dan ini bisa menjadi kelemahan saat anak sedang membutuhkan uang segera. Sama halnya saat ingin mencairkan mata uang digital tersebut yang membutuhkan waktu transfer dalam kurun waktu yang sama.


Resiko rugi: Penurunan nilai mata uang digital tidak bisa dihindari. Walaupun fluktuatif, bisa saja harga mata uang digital turun dan bertahan dalam waktu yang lama. Hal ini bisa menjadi momok bagi anak terhadap aset investasi dan perspektifnya terhadap mata uang digital menjadi buruk sampai ia dewasa.


Ekspos pada tindak kriminal: Saat ini mata uang digital bisa digunakan untuk membeli barang/jasa yang kriminal karena tertutupnya identitas pengguna. Seperti halnya transaksi obat-obatan terlarang, sampai senjata api. Harapannya ini bisa disiasati di masa depan dengan regulasi pemerintah yang lebih ketat.


Salam,
Dwi Puspita

No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)