Ini Penyebab Dan Gejala Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik merupakan hamil diluar rahim atau kandungan. Kondisi ini mengakibatkan pendarahan dari vagina dan nyeri hebat dibagian panggul atau perut bawah. Kehamilan ektopik perlu segera diatasi karena bisa membahayakan, dan janin juga tidak bisa berkembang dengan normal.

Kehamilan ektopik berawal dari sel telur yang sudah dibuahi oleh sel sperma. Jika pada proses kehamilan norma, sel telur yang sudah dibuahi akan menetap di tuba falopi (saluran sel telur) selama kurang lebih tiga hari, sebelum dilepaskan ke rahim. Kemudian didalam rahim, sel telur yang sudah dibuahi akan terus berkembang hingga tibanya masa persalinan. 

Gejala kehamilan ektopik

Sementara pada kehamilan ektopik, sel telur yang sudah dibuahi tidak akan menempel pada rahim, namun pada organ yang lain. Tuba falopi merupakan organ yang paling sering ditempeli sel telur pada kehamilan ektopik. Selain tuba falopi, kehamilan ektopik juga dapat terjadi di organ lainnya seperti indung telur, leher rahim (serviks), atau di rongga perut. 

Untuk lebih jelasnya, berikut dibawah ini akan dijelaskan penyebab dan gejala kehamilan ektopik : 

1. Penyebab Kehamilan Ektopik

Meski belum diketahui secara pasti apa yang menjad penyebab kehamilan ektopik, namun kondisi ini kerap dikaitkan dengan kerusakan yang dialami tuba falopi, yaitu saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim. 

Kerusakan tuba falopi bisa disebabkan oleh beberapa faktor dibawah ini :
  • Faktor genetik
  • Bawaan lahir
  • Hormon yang tidak seimbang
  • Peradangan akibat prosedur medis atau infeksi
  • Serta tidak normalnya perkembangan organ reproduksi

Kehamilan ektopik bisa dialami oleh setiap perempuan yang sudah aktif berhubungan intim. Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik, diantaranya yaitu :

  • Perempuan berusia 35 tahun atau lebih ketika hamil.
  • Memiliki riwayat endometriosis dan radang panggul. 
  • Mengidap penyakit menular seksual, seperti chlamydia dan gonore. 
  • Mengalami kehamilan ektopik pada kehamilan terdahulu.
  • Mengalami keguguran berulang kali.
  • Sempat menjalani operasi pada bagian perut dan panggul.
  • Sempat menjalani pengobatan terkait masalah kesuburan. 
  • Memakai alat kontrasepsi jenis spiral.
  • Mempunyai kebiasaan merokok.

2. Gejala Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik cenderung tidak akan menunjukkan gejala apapun di tahap awal. Tanda awal kehamilan ektopik serupa dengan kehamilan normal seperti mual, payudara mengeras, dan juga berhentinya menstruasi. 

Sementara pada tahap lanjut, terdapat beberapa gejala yang kerap dirasakan penderita kehamilan ektopik seperti nyeri perut dan pendarahan dari vagina. Gejala gejala tersebut akan terasa makin parah seiring dengan waktu berjalan. 

Lantas, kapan penderita kehamilan ektopik harus pergi ke dokter? Segerlah periksakan diri Anda ke dokter jika muncul sejumlah gejala berikut ini ketika sedang hamil :

  • Sakit seperti tertusuk tusuk dibagian perut, panggul, bahu, dan juga leher. 
  • Merasa nyeri disalah satu sisi dibagian bawah perut, yang makin memburuk seiring waktu berjalan. 
  • Nyeri dibagian dubur ketika buang air besar. 
  • Pendarahan ringan hingga berat dari vagina, dengan warna darahnya yang lebih gelap dibandingkan darah menstruasi.
  • Lemas atau pusing.
  • Dan diare. 

Gejala gejala tersebut harus segera diperiksakan ke dokter karena bisa menjadi pertanda tuba falopi sudah pecah akibat kehamilan ektopik. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan USG transvaginal untuk memastikan telah terjadinya kehamilan ektopik. Selain membantu dokter kandungan bisa melihat kondisi organ reproduksi pasien, namun prosedur ini juga bisa memastikan lokasi kehamilan secara akurat.

Salam,
Dwi Puspita

No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)