Jalan-Jalan ke Pantai Padang-Padang - Bali

Dudududu... akhirnya aku update lagi perjalanan travelling ala-alaku bersama blogger Suroboyo beberapa bulan yang lalu. Tepatnya bulan Agustus 2016, blogger Suroboyo ngebolang ke Pulau Bali. Backpakeran ala-ala... sambil mengajak si kecil.

Yang belum baca silahkan mampir ke link berikut ya. Siapa tau kepo dengan perjalanan kami selama di Bali.

1. Jalan-jalan ke Tanjung Benoa Bali
2. Jalan-jalan ke Nusa Dua Peninsula Island - Bali
3. Jalan-jalan ke Waterblow - Bali
4. Jalan-jalan ke Garuda Wisnu Kencana - Bali


Setelah GWK, destinasi wisata selanjutnya adalah Pantai Padang-Padang. Ini kali pertama kakiku menginjak Pantai Padang-Padang yang katanya memiliki pantai eksotis dengan bebatuan karangnya. Penasaran banget sih... yah walupun sudah tahu pantai-pantai di Bali memang indah dengan pasir putih dan lautan birunya.


Pantai Padang-Padang awalnya bukan pantai terkenal seperti Pantai Kuta atau Pantai Sanur. Berkat film Eat, Pray, Love yang dibintangi oleh Julia Robert shooting di pantai ini, menjadikan pantai ini banyak didatangi para wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Pantai yang dapat dilihat dari atas jembatan ini memang sangat indah. Lokasinya satu kawasan dengan Uluwatu, yaitu sama-sama terletak di daerah Pecatu, Kuta Selatan Kabupaten Badung.



Akhirnya setelah menjelajah monumen GWK sampai juga di Pantai Padang-Padang. Tiket masuk untuk orang dewasa lokal sebesar 5 ribu rupiah saja, hmmm cukup murcelah bagi si emak mbolang. Jalannya menurun melewati lorong yang beranak tangga.




Untuk sampai di pantainya kita harus menurunin anak tangga satu persatu dimana kanan kiri bebatuan besar yang sangat terjal yang berada dibawah Pura, nggak fokus dengan apa yang di lihat bisa saja kepala kejedot dengan batu di samping kanan kiri. Lorong yang lumayan agak curam, harus hati-hati.




Di atas bebatuan memang terdapat Pura, tapi kami nggak sampai ke atas untuk melihat Puranya secara detail. Kami hanya penasaran dengan Pantai Padang-Padang yang katanya memiliki pantai menawan.




Sandal jepit yang aku pakai aku lepas dan menyuruh suamiku untuk menentengnya. Habisnya licin sih, udah bawa body sebesar gini... capek kan.
Kebanyakan dari bule-bule yang ada di pantai ini memang nggak pake alas kaki, ya wajar sih... la wong mereka habis berenang dan berjemur.





Wah... banyak turis berjemur dan turis-turis yang ada tempat ini jauh lebih banyak daripada turis-turis di tempat (pantai) lain yang aku kunjungi. Mereka pada berjemur syantik, ada yang membaca buku, ada yang minum degan lengkap dengan batoknya, ada yang pake lotion, ada yang surfing, ada yang ngobrol, ada-ada dech pokoknya.



Bener-bener pantai yang eksotis, nggak salah lagi. Buat para wisatawan yang ingin ngopi syantik atau ngeteh syantik ada warung yang menjual aneka minuman dan aneka makanan. Tapi saran aku, mendingan bawa bekel sendiri soalnya harga makanan dan minuman di warung tersebut nggak masuk akal bagi emak-emak backpakeran seperti aku. Hehehe...




Ingat gaes, tetep sedia sunblock, kacamata, topi ataupun payung ya kalo kalian siang hari ke pantai ini. Bener-bener panas membara, hahaha... dasar emak-emak takut panas matahari.

Baca juga : Pengalaman sewa sepeda motor selama berada di Bali


Kami hanya sebentar di tempat ini, kami mencari pantai lain yang jauh lebih sepi... yaitu Pantai Pandawa.
Yuk mari ikuti destinasi terakhir blogger Suroboyo mbolang ke Pantai Pandawa, destinasi terakhir sebelum meninggalkan Bali.

No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)