Jangan Sampai Ada Cerita Besar Pasak Daripada Tiang

Besar Pasak Daripada Tiang. Pengeluaran lebih besar dari pemdapatan. Terus jalan ninjanya ngutang sana sini. Yang diutangin keluarga, tetangga, teman, sahabat, dan orang-orang yang baru dikenal. Ada nggak sih manusia seperti itu? Ooo... jelas ada Marimar. Orang-orang yang hobinya ngutang akan menguntitmu, melihat statusmu yang lagi happy-happy, dan terakhir dia akan menghubungi kamu dengan beribu alasan yang membuatmu kasihan, iba dan lain-lain. Kadang janji manis akan diucapkan "nanti hutangnya akan aku bayar kalau sudah gajian". Dan ternyata gajian 7 purnama belum bayar hutang juga.

Besar pasak daripada tiang

Jujur saya tuh orangnya terlalu komplitable, mbuh apa istilahnya pokoknya ya itu yang dimaksud. Semenjak menikah di tahun 2012 saya mulai mengatur hidup untuk diri sendiri terlebih suami. Saya memang orangnya setengah medit, perhitungan, dan banyak mikir untuk diri sendiri jika ingin membeli sesuatu. Contohnya saja, mau beli daster baru agar bisa gonta ganti. Tapi ya gitu deh, banyak mikir dan pastinya berakhir dengan kata eman sama duitnya. Saya nggak mau karena keinginan saya malah bikin saya melupakan kebutuhan saya yang utama. Mendingan menambal daster saya yang sudah bolong toh hanya dipakai dirumah. Untungnya juga suami gak protes dengan daster bolong yang sudah saya tambal ini. Kebutuhan utama saya dan keluarga adalah makan. Untuk itu tiap bulan saya harus membeli bahan pokok seperti beras, minyak, telur, mie, kopi, air galon, gas LPG, dan bumbu-bumbu dapur lainnya. Setelah itu baru mikir cicilan yang nggak kelar-kelar.

Pernah nggak besar pasak daripada tiang? Pernah dong. Itu akibat saya dan suami terlalu bahagia melihat duit banyak tapi lupa dengan kebutuhan dan kewajiban yang harus dibayar. Oleh sebab itu, mencatat masuk keluarnya duit itu penting banget. Agar kita bisa tahu duit buat apaan dan bisa ngerem membeli hal-hal yang tidak penting. Gara-gara besar pasak daripada tiang akhirnya berakhir dengan hutang juga, tapi Alhamdulillah nggak sampai hutang sana sini karena kami segera insyaf.

Kontrol memang penting banget, kalau nggak istri ya harus suami yang saling mengingatkan. Intinya jangan sampai suami istri pada khilaf dan suka menghambur-hamburkan uang. Tuhan menciptakan manusia ini adil, jika suami yang suka kalap maka akan ada istri yang mengingatkan begitupun sebaliknya.

Tahun 2021 ini usia pernikahan kami akan memasuki 9 tahun. Tak mudah memang mengarungi rumah tangga karena pasti akan ada namanya bumbu-bumbu konflik. Itu sudah pasti akan dialami oleh sepasang suami istri. Nikah itu gak enak Juleha. Jika kita tidak bisa sabar dengan goresan tersebut maka kapal akan karam. Salah satu penyebabnya adalah masalah ekonomi, uang kurang, gaji kurang, intinya uang lah pokoknya.

Masalah ekonomi ini bukan rahasia umum lagi, karena apa-apa sekarang pakai uang. Mau beli beras pakai uang. Beli token listrik pakai uang. Dan semuanya pakai uang saya rasa. Untuk itu saya sudah mewanti-wanti diri saya sendiri jangan sok nurutin lifestyle yang kekinian saat ini kalau duit masih pas-pasan. Akhirnya perhitungan, medit dan banyak mikir menjadikan saya bisa mengatur keuangan agar tidak seenaknya saja untuk beli ini itu. Bener-bener besar pasak daripada tiang jika saya tidak mengontrol ini semua. Apalagi sekarang lagi viral berkebun tanaman, beh kalau nggak di rem nih keinginan bakalan deh saya beli bibit-bibit tanaman baru untuk kebun mini saya. Untungnya juga punya tetangga dan teman yang baik. Mereka memberikan bibit tanaman pada saya tanpa harus merogoh kocek. Bersyukur banget deh memiliki tetangga dan teman sebaik itu.

Hobi berkebun


Jangan sampai deh besar pasak daripada tiang gara-gara hobi. Kebutuhan saya dan keluarga masih banyak apalagi sekarang masih ada bayi. Masih ada kebutuhan baru yang harus dibeli selain susu dan diapersnya. Pastinya pengeluaran tiap bulannya juga akan bertambah karena hal-hal kecil seperti ini. Tapi jika bisa mengakali pastinya tidak akan ada cerita pengeluaran yang berlebihan. Untuk beberapa bulan ke depan stop dulu jajan dan kuliner di luar, mending uangnya disimpan untuk kebutuhan utama atau ditabung.

Please ya buat kerabat saya ter deh pokoknya, ya syukurlah kalau membaca tulisan ini. Artikel ini asli curhat suka-suka namun sekaligus menjadi healing. Buat kamu, stop deh dengan lifestyle yang sok banyak duit tapi duit ngutang sana sini termasuk ngutang pada keluarga saya dan suami saya. Please ya... Atur hidup mu dengan puasa dan nggak usah sok-sokan bergaya tapi duitnya hasil ngutang. Malu ah...

Ya gitu aja deh curhat kali ini kalau nggak di stop nantinya malah omongan saya ngelantur kemana-mana gara-gara mikirin orang yang sukanya "besar pasak daripada tiang".
Semoga saya bisa mengatur keuangan dengan baik dan terencana demi masa depan saya dan anak-anak.


Salam,
Dwi Puspita


1 comment:

  1. tentu saja wajib itu setengah medit, demi kesejahteraan bersama :D

    ReplyDelete

Yuk berkomentar :)