Trotoar yang lengang di Jalan Rajawali membuat saya bebas mengambil foto beberapa bangunan tua di sepanjang jalan ini. Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, Jalan Rajawali bernama Heerenstraat.
Di Jalan Rajawali banyak sekali gedung tua, baik disebelah kanan dan kiri saya saat berjalan di sepanjang trotoar ini. Arsitek bangunan sangat tampak khas bahwa bangunan ini dibangun pada masa kolonial. Pada tahun 1905 pusat kota Surabaya terletak di Jalan Heerenstraat sebagai pusat perdagangan dan pusat pemerintahan.
Bangunan-bangunan yang saya temui dengan plakat segi empat berwarna kuning emas dengan lambang Suroboyo menandakan bahwa bangunan ini termasuk dalam Cagar Budaya Kota Surabaya. Bangunan-bangunan tersebut antara lain :
Tampak jendela lebar yang menandakan ciri khas zaman kolonial. Bangunan ini masih utuh dan tampak masih kuat temboknya. Namun sayangnya tembok bagian samping ini sudah tampak usang. Namanya juga bangunan tua, justru dari tembok usang ini bangunan ini tampak sekali bangunan bersejarah.
Di bagian depan bangunan ini saya menemukan plakat kuning emas dengan tulisan bahwa bangunan ini ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya.
2. Kantor Tjiwi Kimia Jalan Rajawali No. 31-33 Surabaya
2. Kantor Tjiwi Kimia Jalan Rajawali No. 31-33 Surabaya
Bangunan ini terletak ditengah-tengah antara bangunan Gudang dan Yayasan Dana Pensiun Perusahaan Perkebunan Negara. Sama halnya dengan Gudang, gedung ini sama saja yaitu tak berpenghuni. Tak ada aktivitas dan geliat saat saya berada di depan gedung ini.
Yang saya tahu Tjiwi Kimia adalah pabrik pembuat kertas terbesar di Indonesia. Gedung ini ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya, karena memiliki arsitektur bangunan kolonial.
3. Yayasan Dana Pensiun Perusahaan Perkebunan Negara, Jalan Rajawali No. 29 Surabaya
Jika dilihat dari bangunan bagian depan, bangunan ini memiliki bentuk 3 lengkungan dengan ciri khas bangunan kolonial. Gedung yang memiliki 2 lantai ini masih tampak kokoh dan bersih.
Menurut plakat yang ditempel didepan bangunan gedung ini, tertulis bahwa bangunan ini merupakan Yayasan Dana Pensiun. Interior yang didesain oleh G.C Citroen dan masuk dalam Cagar Budaya Surabaya, yaitu Arsitektur Bangunan Kolonial sebagai penunjang Kawasan Kota Lama Jalan Rajawali No. 29.
4. Aneka Kimia Unit Pabrik Minuman "Usodo d/h Out" jalan Rajawali No. 15 Surabaya
Beberapa langkah dari Gedung Yayasan Dana Pensiun Perusahaan Perkebunan Negara saya menuju bangunan tua selanjutnya. Melihat plakat berwarna kuning saya sudah yakin bahwa bangunan ini adalah salah satu Cagar Budaya yang ada di Jalan Rajawali.
Benar sekali, plakat kuning itu bertuliskan Aneka Kimia Unit Pabrik Minuman "Usodo d/h OUT (Persh. Da). Arsitektur Bangunan Kolonial sebagai Penunjang Kawasan Kota Lama Jalan Rajawali No. 15 Surabaya. Bangunan Cagar Budaya Sesuai SK Walikota Surabaya No. 188.45/004/402.1.04/1998 No. Urut 19.
Beberapa langkah dari Gedung Yayasan Dana Pensiun Perusahaan Perkebunan Negara saya menuju bangunan tua selanjutnya. Melihat plakat berwarna kuning saya sudah yakin bahwa bangunan ini adalah salah satu Cagar Budaya yang ada di Jalan Rajawali.
Benar sekali, plakat kuning itu bertuliskan Aneka Kimia Unit Pabrik Minuman "Usodo d/h OUT (Persh. Da). Arsitektur Bangunan Kolonial sebagai Penunjang Kawasan Kota Lama Jalan Rajawali No. 15 Surabaya. Bangunan Cagar Budaya Sesuai SK Walikota Surabaya No. 188.45/004/402.1.04/1998 No. Urut 19.
Arsitektur pintu dan jendela lebar, tampak usang baik tembok serta pintu dan jendela dengan warna abu-abunya.
5. Hotel Arcadia di Jalan Rajawali No.9-11, Surabaya
Saya masih ingat, dulunya Hotel ini adalah Hotel Ibis dan sekarang berganti menjadi Hotel Arcadia. Menurut yang saya baca di salah satu website, menjelaskan bahwa dulunya bangunan ini adalah Perusahaan Geo Wehry & Co. Perusahaan ini sudah sejak tahun 1867 telah beroperasi di Hindia Belanda.
Bangunan luarnya memang tampak sekali bahwa bangunan ini berarsitektur kolonial. Bangunan luarnya yang selalu dijaga dan tidak mengubah keaslian dari bangunan ini.
Bagian depan yang terselamatkan memiliki gaya arsitektur kolonial awal abad 20. Hal ini yang menyebabkan bekas kantor Geo Wehry & Co. tersebut ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
6. Gedung Cerutu, Jalan Rajawali No. 5 Surabaya
Sejarah Gedung Cerutu ini kalau saya baca di internet dulunya Gedung ini adalah kantor perusahaan gula yang dibangun tahun 1916. Gedung ini merupakan salah satu bangunan kuno yang hingga saat ini masih tetap utuh dan terawat di antara bangunan kuno yang ada di sekitarnya.
Suasana era kolonial Belanda sangat terasa pada bentuk dan arsitektur bangunan Gedung Cerutu yang memiliki warna putih dengan atap berwarna merah ini.
Bangunan ini sangat mudah dikenali karena bentuk menara cerutunya. Saya yakin siapa saja yang melintas di Jalan Rajawali akan cepat mengenali gedung ini. Cukup menarik menyimak gedung yang dibangun sebagai kantor perusahaan gula pada tahun 1916 oleh N.V. Maatsschappij Tot Exploitatie van Het Bureau Gebroders Knaud ini.
Gedung Cerutu ini pernah digunakan sebagai Kantor Said Oemar Bagil dan kantor Bank Bumi Daya.
Berada di sekitar kawasan Gedung Cerutu ini akan membawa kita seakan kembali ke masa lampau karena banyaknya bangunan kuno yang ada di sekitarnya.
7. Gedung Bank Negara Indonesia Jalan Rajawali No. 10, Surabaya
Lanjut dari gedung Kantor Kas Negara/Kantor BNI 1946 saya langsung ke Gedung Bank Negara Indonesia. Dari bangunan luar tampak sekali arsitektur kolonial dari gedung ini. Menurut informasi yang saya baca di website gedung ini dibangun pada tahun 1920.
Awalnya, gedung ini merupakan salah satu bangunan milik NV Borneo Sumatra Handel Maatschappij (Borsumij) atau Kantoorgebouw van de Borneo Sumatra Handel Maatschappij te Soerabaja.
Di lihat dari bangunan depan, gedung BNI ini masih dipengaruhi oleh gaya arsitektur Neo-Klasik di Eropa. Ciri yang bisa dilihat adalah penggunaan atap dan menara yang menyatu dengan bangunan yang dilengkapi dengan dormer (jendela di atap).
8. Show Room Timor Jalan Rajawali 18 Surabaya
Perjalanan selanjutnya saya menemukan gedung yang cukup lebar. Arsitektur bangunannya tampak sekali bangunan ini dibangun pada masa kolonial. Namun jika melihat atapnya sepertinya sudah dilakukan pemugaran.
Di depan bangunan ini terdapat plakat kuning bertuliskan Kantor Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya/ Show Room Timor.
Di tembok bagian atas tertulis Gedung Rajawali. Bangunannya tampak kokoh, bagian depannya tidak ada perubahan, arsitektur yang bergaya kolonial.
9. Kantor Perseroaan Terbatas Perkebunan XXIII Jalan Rajawali No. 44 Surabaya
Menurut informasi di salah satu website yang saya baca bahwa PT. Perkebunan Nusantara XII sendiri merupakan panggabungan PT. Perkebunan yang ada di Jawa Timur, yaitu PTP XXIII, PTP XXVI, PTP XXIX. Pengabungan ini berdasarkan PP NO. 17 Tahun 1966, Tanggal 11 Maret 1996.
Jelajah Cagar Budaya di Jalan Rajawali berakhir di bangunan tua PTPN XII dan saya melanjutkan untuk pulang. Pastinya tugas kita adalah ikut menjaga cagar budaya ini agar tetap lestari dan tetap memberikan informasi yang berguna tentang bangunan cagar budaya yang ada di Surabaya.
Salam,
Dwi Puspita
Keterangan : 995 kata belum termasuk judul
Referensi :
- https://pesonacagarbudayasurabaya.wordpress.com/2014/11/18/kantor-korps-cacat-veteran-ri/
- https://situsbudaya.id/sejarah-hotel-ibis-rajawali-surabaya/
- https://www.kompasiana.com/jelajah_nesia/551fb15ea333119941b65ad9/gedung-cerutu-yang-indah-dan-unik-di-surabaya
- http://surabaya.panduanwisata.id/wisata-sejarah-dan-budaya/gedung-internatio-surabaya-dari-masa-ke-masa/
- http://kekunaan.blogspot.com/2016/02/gedung-bni-kln-jembatan-merah-surabaya.html
- https://pesonacagarbudayasurabaya.wordpress.com/2014/12/12/1184/
- http://kekunaan.blogspot.com/2016/02/gedung-pt-pantja-niaga-rajawali-surabaya.html
Yg skr jd hotel arcadia, aku sukaaa banget ngeliatnya.. Baguuus, vintagebya dapat, tp elegan juga. Sayang ada bbrp bangunan yg ga terlalu terawat yaaa. Tapi moga2 bangunan2 bersejarah ini bisa ttp dijaga dan terawat.. Kayak bangunan2 tua di penang, yg walo tua tp kliatan banget slalu dijaga. :)
ReplyDeleteBanyak juga ya cagar budaya Surabaya. Masih bagus2 tempatnya. Masih terawat dengan baik. Walopun ada ya yang udah kelihatan usang. Semoga bisa terus ada. Supaya anak cucu kita bisa terus melihatnya juga.
ReplyDeleteBangunanya kladik banget ya mba infonya sangat bermanfaat jadi nanti kalo main ke Surabaya sudah tau informasinya.. Dan harus bawa kamera nih
ReplyDeleteAsyiiik dapat referensi komplit tentang bangunan cagar budaya di Surabaya. Kebetulan bulan depan saya mau ke sana. Terima kasih Mba infonya :)
ReplyDeleteJalan Rajawali jauh gak dari Tunjungan.. Saya kalo Surabaya cuma taunya Tunjungan Plaza dan sekitarnya, hehe.. Wah saya surprise deh baca artikel ini, karena mendapatkan ide dan inspirasi. . Saya mau hunting gedung2 tua tua di Palembang. M
ReplyDeleteList2nya bis jadi satu daftar jalan2 herritage Surabaya. Waktu ke sana, tempat ini luput dari perhatian. Tp klo liat gambar2nya nampaknya pernah melewati
ReplyDeleteBanyak sekali aja Kak budaya dan bangunan tua yang ada di Surabaya Ketika saya melewati banyak melihat sepanjang jalan tapi tak tahu bangunan Apa itu
ReplyDeleteKeren!
ReplyDeleteKalau berkunjung ke sana lalu menikmatinya dengan bersepeda atau berjalan kaki rasanya akan lebih berasa nuansa klasiknya ya.
Sekalian foto-foto sepuasnya dengan bangunan yang bergaya Eropa.
Mantap abis
Wah lumayan banyak ya cagar budaya di Surabaya bs jadi rekomendasi klo ke sana nih...semoga selalu terjaga kelestariannya terus ya Mba..
ReplyDeleteAku ke Surabaya bru sekali, itupun kkl, jd blum sempat explore. Liat gambar2 dtulisan ini, bangunanya gk beda jauh sama kota lama semarang.
ReplyDeleteLengkap banget mbak, saya kangen jelajahi Surabaya di daerah ini.
ReplyDeleteGa sabar menanti si bayi gede dikit, agak parno soalnya kalau ngajak bayi di tempat seperti itu :)
Saya sudah dari tahun baheula kuliah di Surabaya cuma belum pernah eksplor ke jalan Rajawali. Tapi saya suka kalau lewat jalan yang bangunan kanan kirinya model bangunan lama khususnya Belanda karena dulu rumah di Madiun yang dikontrak ortu adalah rumah dari jaman Belanda juga. Jadi penasaran foto pertama itu ambilnya jam berapa mbak? Kok kelihatan lengang gitu.
ReplyDeleteSeru banget sih, Mbaaak. Itu rata-rata gedungnya ada plakat gitu, ya? Dan ada Tjiwi Kimia ya ampun legend!
ReplyDeleteMelihat gedung bersejarah BNI di berbagai tempat serupa baik bangunan maupun warnanya ya. Kokoh walau dibangun hampir seratus tahun lalu. Ciri khas bangunan penjajah dulu yang bahan dan pakan tidak tersentuh korupsi
ReplyDeleteWallahualam
Kemarin ke surabaya blm explore mba.. suka bngt ternyata byak bngunan brsejarah dan heritage juga y
ReplyDeleteWah...Surabaya ini kaya akan bangunan bersejarah ya... melestarikan nya sampai sekarang, jadi kepengen juga kapan² ke Surabaya
ReplyDeleteAku kira Jakarta doang yg punya Kota Tua ternyata Surabay jg punya banyaj tempat historis ya. Secara dulunya terkenal kotanya Bung Tomo, pemudanya Indonesia.
ReplyDeleteSurabaya bukan sekedar kota pahlawan ya tapi ada beberapa sudut tempat sebagai cagar budaya warisan dari bagunan2 beranuansa heritage
ReplyDeleteJelajah kota seperti ini menyenangkan, dan mupeng jadinya mau ke Surabaya ðŸ˜. Semoga cagar budaya tersebut selalu dilestarikan
ReplyDeleteWah keliling kota ya mba masih banyak bangunan klasik berdiri kokoh , semoga selalu di lestarikan ya sampai anak cucu kita kelak
ReplyDeleteGedung BNInya mirip banget sama yang di Jogja, besar, megah ala kolonial gitu. Letaknya juga sama di perempatan besar, bagus buat foto-foto hehee.
ReplyDeleteKeren emang Surabaya maaju tapi tdk merusak cagar bidaya nya ..jadi makin mupeng main ke kota yg satu ini...
ReplyDeleteSetuju banget jika jagar budaya tuh memang sebaiknya harus selalu kita jaga ya mba. Dan berharap semoga anak anak bisa melihat dan menikmati peninggalan cagar budaya yang indah ya
ReplyDeleteWah... seru ya mbak kalau keliling lihat bangunan2 tua.Keren banget. Aku suka tuh kalau lihat2 bangunan tua nih. Apalagi rumah2 jaman dulu.n
ReplyDeleteKalau kelilign di area jalan yang banyak gedung tua-nya, rasanya ada di mana gitu ya, kalau di Bandung adanya di Jl. Braga
ReplyDeleteKalau di Jakarta, ini mirip dengan Kota Tua kali ya ka. Namun di Kota Tua ada museum-museumnya. Semoga masyarakat Surabaya terus menjaga cagar budaya ya mbak agar terus dapat lestari dari waktu ke waktu.
ReplyDeleteGa bosen bacanya. Serasa saya jadi pelaku dan ikut menikmati perjalanannya...
ReplyDeleteBaca ini kadi pengen jalan2 ke Surabaya juga memang sudah direncanakan dari dulu tapi blm kesampaian aja...semoga cagar budayanya ttp lestari
ReplyDeletegedung tua kayak gitu, sering dipake buat foto prawedding juga, keliatan seninya. btw itu dinding gedungnya ga di cat ulang kah atau emang dibiarkan kayak gitu aja Mba
ReplyDeleteMbak, ini bangunan jaman Belanda kan ya? Walau gimanapun menurutku bangunan yang dibangun jaman dulu tetep kelihtan kokoh dan gagah ya. Keren Surabaya
ReplyDeleteJelajah cagar budaya ini seru banget loh, karena aku pernah beberapa waktu lalu melakukan wisata dengan hunting foto di Kota Lama Semarang. Menemukan jalan kecil dengan bangunan yang sudah tidak ada yang meminggali sangat girang, langsung pada pose. Belum lagi gedung-gedung lama yang di restorasi menjadi usaha seperti resto dan kedai kopi.
ReplyDeleteBeberapa tahun lalu ke surabaya, tetapi hanya main ke surabaya zoo dan kuliner aja.. belum sempat eksplore lebih luas. Cagar budaya ini menarik untuk dieksplore ya ka, InsyaAllah next ke Surabaya semoga bisa menikmati Jl. Rajawali yang penuh dengan sejarah dan instagramable juga hehe
ReplyDeletegedung gedung tua ternyata keren banget jika dijadikan objek foto ya
ReplyDeletekota tua memang jadi program wisata sekarang ya
di kota saya baru dimulai
semoga bisa sekeren surabaya
Jadi pengen ke Surabaya euy... Ada banyak cagar budaya yang bisa dikunjungi ya kak
ReplyDeleteduh, jadi kangen surabaya! dah lama gak kesana.. kotanya emang ngangenin apa lg kulinernya hehehe 😃 kebetulan anak2 juga belum pernah aku ajak ke surabaya, next mau coba kesini juga ah ajak anak2, sepertinya seru..
ReplyDeletegedung gedung tua begini jadi kegemaran saya, di medan banyak sekali gedung seperti ini. yang sayangnya kurang terawat oleh pemerintah setempat.
ReplyDeleteKalo di jakarta macamnya kaya kota tua kali ya banyak gedung lama peninggalan sejarah. Di tempat tinggal ku juga ada gedung linggarjati. Seru tapi suka agak horor hihi
ReplyDeleteSeru banget yaa Surabaya.. destinasi wisata yang belum sempat disambangi. Semoga nanti ada kesempatan buat dateng ke surabaya.. amiin.
ReplyDeleteAh kangen jalan ini. Aku kenal jalan2 itu pas udah SMA kuliah krn teman2ku tersebar tinggal di Sby manapun khsuusnya area sana. Emang bagus2 bangunannya dan berdiri kokoh, makanya awet. Bagus buat foto2 :D
ReplyDeleteHeerenstraat, namanya susyah amaatt :D ini angle2nta mirip kayak di kota tua jakarta, mungkin sama2 penginggalan zaman penjajahaj belanda dulu ya
ReplyDeleteMantap kak. Jadi pengen mampir ke sana kalo jalan jalan ke surabaya deh
ReplyDeleteJadi inget pernah nginep di ibis waktu kecil, pemandangannya JMP. Jalan Rajawali jadi Kota Tuanya Surabaya, yang dulu semua berpusat disana karena deket Pelabuhan.
ReplyDeleteSayangnya beberapa bangunan seperti terkesan tidak terawat ya. Coba bisa direnovasi paling tidak dibersihkan dan dicat kembali.
Ini tuh kayak kota tua di jakarta ya. Jadi kota tuanya surabaya gitu ya mba?
ReplyDeleteKlo weekend rame gak mba?
jalan jalan menyusuri kota kayaknya nggak pernah seasyik ini...jarang banget saya tertarik dengan sudut2 bangunan tua di tepian jalan..ternyata bisa jadi alternatif wisata terjangkau plus dapet fot yang kece
ReplyDeleteJalan jalan gini butuh santai banget ya buat menikmati dan tahu dibalik cagar budaya ini. Udah lama nggak jalan santai gini.
ReplyDeleteWah, baru tau nama nama dan fungsi dari gedung gedung disana. Nah, pertama kali di Surabaya itu Hotel namanya Ibis, pas kemaren lewat kok udah Jadi Arcadia aja. Kapan makan2nya bancakan nama. Heheheeh. Mantap tulisannya. (y) (y)
ReplyDelete