Gaya Hidup Halal Di Era Milenial Melalui Indonesia Islamic Economy Festival 2019

Assalamualaikum sahabat Dwipita,

Alhamdulillah dalam tiga dasawarsa terakhir ini, ekonomi dan keuangan syariah mengalami perkembangan pesat baik secara global maupun nasional loh. Pastinya kita sebagai bangsa Indonesia merasa bangga mendengar kabar baik tersebut bukan. Ekonomi dan keuangan syariah tentunya menjadi hal juga harus diperhatikan di era milenial sekarang ini.

Termasuk saya tentunya yang tinggal di Surabaya. Jujur, di Surabaya banyak sekali gaya hidup halal yang diperhatikan loh. Apalagi ekonominya kini makin meningkat dengan adanya UKMK yang bergelut di bidang halal lifestyle seperti pembuatan jilbab, kerudung, gamis, dan mukena.




Adanya Indonesia Islamic Economy Festival (IIEFest) yang telah diadakan di Trans Grand Ballroom, Bandung pada tanggal 26 April 2019 sangat membantu sekali dalam menjelaskan masalah gaya hidup halal di era milenial. Adapun acaranya diisi dengan serangkaian kegiatan positif dan mengedukasi.

Pastinya hal seperti ini membantu sekali bagi UMKM yang bergerak dalam halal lifestyle. Saya saja turut bangga karena gaya hidup halal akan bisa saya rasakan tidak hanya di Surabaya namun diseluruh Indonesia yang mayoritas muslim. 




Rangkaian kegiatan acara ini antara lain :
  • Talkshow Industri Digital Halal
  • Talkshow Pariwisata Halal
  • Talkshow Islamic Edutainment
  • Talkshow Muslim Modest Fashion
  • Expo Industri Halal

Kegiatan-kegiatan tersebut diramaikan oleh para pelaku industri, regulator, start-up milenial, UKM dan masyarakat umum. Tentunya sangat membantu sekali bagi para UKM nih, soalnya kegiatan ini pastinya akan membuka mata mereka bahwa banyak hal yang bisa dilakukan di era milenial ini.

Dalam hal ini saya rasa UKM sangat terbantu sekali dengan adanya kegiatan Indonesia Islamic Economy Festival, selain mereka dapat mengenalkan produk mereka tentang halal lifestyle ini mereka pun menunjukkan bahwa mereka turut mendukung kegiatan ini untuk Indonesia.




Menurut data dari Global Islamic Economy Report 2018-2019: Jumlah penduduk Muslim di Indonesia mencapai 87,18 persen dari populasi 232,5 juta jiwa. Menurut data dari Global Islamic Economy Report 2018-2019, Indonesia termasuk 10 besar konsumen pada setiap sub-sektor dalam industri halal.

Rinciannya adalah sebagai berikut:

  • Peringkat pertama pada kategori top muslim food expenditure
  • Peringkat kelima pada kategori top muslim travel expenditure
  • Peringkat ketiga pada kategori top muslim apparel expenditure
  • Peringkat kelima pada kategori top muslim media expenditure
  • Peringkat keenam pada kategori top muslim pharmaceuticals expenditure

Namun, pada kelima industri tersebut, Indonesia menempati posisi 10 besar pada kategori pariwisata halal dan fashion Muslim. Pariwisata halal di Indonesia pastinya harus kita dukung ya, mengingat Indonesia kita ini mayoritas muslim. Selain itu pun fashion muslim yang sudah mulai digencarkan juga oleh para perancang busana Indonesia, sepatutnya kita dukung.

Acara yang diresmikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas dan dihadiri oleh Kementerian dan lembaga terkait lainnya pada hari itu sangat meriah sekali.

Menurut data The State of the Global Islamic Economy Report 2018/2019, pada tahun 2017 besaran pengeluaran makanan dan gaya hidup halal dunia mencapai USD 2.1 triliun dan diperkirakan akan terus tumbuh mencapai USD 3 triliun pada tahun 2023. Jumlah yang akan bertambah terus setiap tahunnya untuk gaya hidup halal dunia ya teman-teman.


Sebenarnya faktor utama dari pertumbuhan gaya hidup halal dunia tersebut adalah peningkatan jumlah penduduk Muslim di dunia yang mencapai 1.84 miliar orang di tahun 2017, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 27.5 persen dari total populasi dunia di tahun 2023. Peningkatan tersebut akan berdampak pada permintaan produk dan jasa halal yang terdiri dari makanan halal, pariwisata halal, fashion muslim, rekreasi dan travel halal, serta farmasi dan kosmetik halal.

Kosmetik halal pun semakin mudah kok didapatkan, pun saya salah satu pemakai produk kosmetik halal tersebut. Merasa nyaman jika saya sebagai muslim mendapatkan barang untuk dikonsumsi sudah mendapatkan sertifikat halal. Memakainya pun tak perlu ragu lagi karena keamanannya sudah pasti diperhitungkan. Apalagi kini di Surabaya juga sudah ada pariwisata halal seperti Wisata Masjid Ampel, Wisata Masjid Al Akbar Surabaya pun kita bisa mendapatkan makanan halal disana dengan mudah karena yang menjualpun kebanyakan muslim.


Ngomongin makanan halal dan pariwisata halal pun saya teringat saat traveling ke Bali beberapa tahun lalu bersama teman-teman kantor. Jujur, saya takut banget kalo traveling ke Bali. Soalnya saya akan bingung memilih kuliner disana, antara kuliner yang halal dan yang non halal saya nggak tahu. Kadang penjualnya nggak ngasih tahu kalau makanan yang dijual ternyata makanan non hala. Sedih banget rasanya, padahal saya pakai kerudung sebagai identitas saya sebagai muslim yang mengkonsumsi makanan halal.

Kita tahu sendiri bahwa Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia belum dapat berperan secara optimal dalam memenuhi permintaan ini. Oleh karena itu, dalam rapat Pleno Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) tanggal 5 Februari 2018, Presiden RI memberi arahan untuk menyusun Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 (MEKSI) guna menjawab tantangan tersebut, sekaligus menjadi peta jalan dalam mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia, sehingga dapat mendukung pengembangan ekonomi nasional.





Populasi Muslim di dunia berkembang karena penguasaan teknologi modern. Jumlah mereka meningkat hampir 73 persen dari 1,6 miliar pada 2010. Angka mereka akan menjadi 2,8 miliar pada 2050. Sepertiga umat Islam ini berusia di bawah 15 tahun. Hampir dua pertiganya berusia kurang dari 30 tahun. Mereka sering disebut sebagai sebagai Generasi Y. Generasi millenial adalah individu yang lahir antara 1980 dan 2000.

Prof. Bambang P. S. Brodjonegoro, selaku Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas sekaligus sebagai Sekretaris Dewan Pengarah KNKS, menjelaskan bahwa Indonesia menjadi konsumen terbesar produk halal pada pasar internasional ini pun karena negara Indonesia memiliki populasi muslim terbanyak.




Namun sumbangsih Indonesia dalam memproduksi produk halal dunia masih belum optimal. Dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi syariah melalui industri halal, diharapkan Indonesia mampu memaksimalkan kearifan lokal dalam menangkap peluang global.

Target ekonomi syariah pada tataran domestik adalah peningkatan skala usaha, kemandirian dan kesejahteraan, sementara pada tingkat internasional adalah peningkatan peringkat Global Islamic Economy Indicator (GIEI).



Masterplan Ekonomi Keuangan Syariah (MAKSI) pertama diluncurkan oleh Kementerian PPN/Bappenas pada World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 di Jakarta pada 2-4 Agustus 2016 lalu. Desain pengembangan ekonomi dan keuangan syariah selanjutnya diinisiasi oleh Bank Indonesia yang dibakukan pada 6 Juni 2017. Bentuknya berupa cetak biru (blue print) ekonomi dan keuangan syariah Indonesia.



Selanjutnya, pada rapat Pleno Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) tanggal 5 Februari 2018, Presiden RI mengarahkan pemangku kepentingan KNKS untuk menyusun Masterplan Ekonomi Syariah yang fokus pada pengembangan sektor riil ekonomi syariah atau yang dikenal dengan industri halal.


Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 (MEKSI) akan diluncurkan pada tanggal 14 Mei 2019. Kerangka Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 merekomendasikan 4 Strategi Utama untuk mengembangkan ekonomi syariah di Tanah Air yang terdiri dari :

1. Penguatan rantai nilai halal (halal value chain/ HVC) dengan fokus sektor atau klaster yang dinilai potensial dan berdaya saing tinggi

2. Penguatan sektor keuangan syariah, yang rencana induknya sudah dituangkan dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (MAKSI) dan disempurnakan dalam rencana induk ini

3. Penguatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai penggerak utama rantai nilai halal

4. Pemanfaatan dan penguatan platform ekonomi digital dalam hal perdagangan (e-commerce, market place) dan keuangan (teknologi finansial) yang diharapkan bisa mendorong dan mengakselerasi pencapaian strategi lainnya.




Penguatan rantai nilai halal terdiri dari 5 klaster, yaitu : 

1. Klaster makanan dan minuman halal
2. Klaster pariwisata halal
3. Klaster fashion muslim
4. Klaster media dan rekreasi halal
5. Klaster farmasi dan kosmetik halal.


Klaster industri fashion saat ini menjadi subsektor dari bidang ekonomi kreatif. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mencatat pada tahun 2016, industri fashion menyumbang sekitar 18,01 persen terhadap PDB Ekonomi Kreatif.

Menurut data dari Global Islamic Economy Report (GIE) 2018/2019 Indonesia menduduki peringkat ke-2 dalam top 10 GIE sebagai pemain di bidang fashion Muslim dan menduduki peringkat ke-3 sebagai negara dengan pengeluaran Muslim apparel tertinggi.

Selain industri fashion, potensi lain untuk mengembangkan ekonomi syariah adalah klaster industri media dan rekreasi halal. Berdasarkan data Global Islamic Economy Report 2018/2019, di tahun 2017 masyarakat Muslim menghabiskan waktu untuk media dan rekreasi sebesai USD 209 milyar, serta di 2023 nanti, masyarakat Muslim diperkirakan menghabiskan USD 288 miliar untuk hal yang sama.

Laju pertumbuhan subsektor film, animasi dan video melonjak pesat seiring dengan peningkatan produksi dan penonton film nasional. Potensi film pun semakin didukung dengan maraknya berbagai aplikasi dan layanan video streaming yang berkembang. Industri aplikasi digital (apps) belakangan ini menjadi primadona dalam menyumbang penurunan angka pengangguran.



Sebelum peluncuran Masterplan Ekonomi Syariah (MEKSI), Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) mengadakan pre-launching event yang bernama Indonesia Islamic Economy Festival (IIEFest). Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan industri halal di Indonesia kepada masyarat, sekaligus sebagai bentuk upaya dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalankan gaya hidup halal. Dan alhamdulillah, kedua acara tersebut berjalan dengan lancar.


Buat teman-teman pastinya juga sangat mendukung gaya hidup halal ini kan. Pastinya dengan adanya gaya hidup halal ini kita tidak takut untuk mencicipi kuliner suatu daerah dan berwisata ke daerah-daerah tertentu. Semoga langkah pemerintah bisa memaksimalkan segala persoalan di era milenial ini.



Teman-teman juga bisa mengunjungi website dan sosial media Komite Nasional Keuangan Syariah berikut :



Instagram : @KNKS.ID
Twitter : @KNKS_ID
Facebook : Komite Nasional Keuangan Syariah
Youtube : Komite Nasional Keuangan Syariah
Website : http://knks.go.id/



Salam,
Dwi Puspita

5 comments:

  1. Halal lifestyle udah jadi kredo dan pedoman hidup buat kita ya mbaaa
    --bukanbocahbiasa(dot)com

    ReplyDelete
  2. Acara yg bagus tuk warga Muslim yg menuju perubahan lebih baik

    ReplyDelete
  3. Baru tahu pemerintah punya KKNS.. Thanks for sharing mba..

    ReplyDelete
  4. Aku paling butuh tuh kalo info kuliner halal di daerah wisata. Kalo bisa kulinernya tetep lokal tapi jaminan halal. Tiap ke Bali ngiler ayam betutu tapi kadang masih ragu 😂😂

    ReplyDelete
  5. Gaung syariah makin kuat di semua sektor.. Khususon sektor ekonomi. Semoga membawa perubahan yg lebih baik dlm kehidupan

    ReplyDelete

Yuk berkomentar :)