Aksi Semangat Para Buruh Dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

Assalamualaikum sahabat Dwipita,


Bulan Mei ini semoga menjadi bulan yang penuh berkah bagi teman-teman semua ya, selain menyambut MayDay pun bulan Mei ini kita akan menjalankan Puasa Ramadhan. Alhamdulillah... semoga diberikan kelancaran untuk semua umat muslim.

Ngomong-ngomong MayDay nih, saya jadi ingat saudara saya yang saat ini masih belum jelas statusnya menjadi karyawan. Rasa iba, sedih, nggak tega bercampur menjadi satu dan saya hanya bisa membantunya lewat do'a dan memberinya semangat bahwa suatu saat insyaallah pasti akan ada jalan.

Menjadi buruh di suatu perusahaan demi mendapatkan nafkah tiap bulannya untuk keluarga. Alhamdulillah, segala kebutuhannya terpenuhi namun dalam tanda kutip pas-pasan. Yah, memang kebutuhannya terpenuhi namun saudara saya belum bisa melewati jalur yang happy, seperti nge-mall, jalan-jalan, dan makan diluar bareng keluarga diakibatkan penghasilannya yang serba ngepres alias ngepas untuk kebutuhan hidup utamanya yaitu makan, listrik, air, dan BBM.

Saat menghadiri Peringatan Hari Buruh Internasional (Mayday) tanggal 1 Mei 2019 bersama Konfederasi Rakyat Pekerja Indonesia (KPRI) tiba-tiba saya teringat saudara saya ini. Semoga kelak dia bisa mendapatkan jalannya menjadi karyawan yang bener-bener diakui oleh negara. Soalnya saya nggak tega melihat kehidupannya yang pas-pasan, karena setiap orang pasti ingin menikmati hidup dengan uang yang berlebih setidaknya untuk ditabung.



Serikat-serikat buruh di Indonesia pada umumnya ingin memperjuangkan hak-hak buruh yang semestinya. Dengan tenaga, do'a, semangat, dan saling mendukung satu sama lainnya untuk mencapai tujuan bersama yaitu hak menjadi karyawan tetap dan mendapatkan hak dan kewajiban sebagaimana mestinya oleh perusahaan ditempat dia bekerja.

KRPI Dukung Pengelolaan Aset Strategis Negara Secara Mandiri


Peringatan Hari Buruh Internasional (Mayday) tanggal 1 Mei 2019 menjadi momentum bagi pekerja pelabuhan memperkuat solidaritas dan soliditas untuk menuntaskan agenda perjuangan. Perjuangan yang selama ini mungkin dikatakan sulit dan penuh lika-liku dalam mendapatkan hak yang semestinya bagi seorang buruh.



Penghapusan outsourcing, upah layak bagi semua pekerja, pembatalan PHK sepihak pekerja di JICT, JAI dan Pelindo III, serta pengelolaan sepenuhnya pelabuhan oleh negara merupakan agenda perjuangan yang sudah, sedang dan akan terus dilakukan para pekerja sektor maritim. Semoga usaha ini akan membantu teman-teman yang berjuang lama untuk segera menjadi karyawan tetap. Pastinya akan banyak sekali tantangan dalam mengarunginya, semangat dan do'a pasti jangan sampai terputus.

Apalagi saat kemarin dijelaskan bahwa dalam setahun ini bisa mengangkat kurang lebih 7000 tenaga OS menjadi karyawan tetap yang sangat patut diberikan apresiasi. Semoga pekerja yang masih OS pun yang masih menunggu kepastian untuk menjadi karyawan tetap segera mendapatkan kabar baik.



Semangat perjuangan ini makin menguat dengan pengelolaan sepenuhnya Terminal Petikemas Surabaya (TPS Surabaya) oleh Pelindo III setelah selama dua puluh tahun dikelola bersama dengan Dubai Port, sebuah operator pelabuhan asal Uni Emirat Arab, terhitung 28 April 2019.

Kembalinya TPS Surabaya ke pangkuan bumi pertiwi bisa dimaknai sebagai bentuk kepercayaan Pemerintahan Presiden Jokowi terhadap kemampuan para putra-putri bangsa dalam mengelola terminal peti kemas.


Pekerja sektor maritim berharap pengelolaan sepenuhnya oleh putra-putri bangsa tidak hanya berhenti di TPS Surabaya, tapi berlanjut ke JICT dan TPK Koja agar sama 100% milik negara. Alhamdulillah, saya turut bangga karena sudah kembali menjadi milik Indonesia. 



Sebagai gerbang ekonomi nasional, kembalinya JICT dan TPK Koja menjadi milik negara akan menjadi tanda kemenangan perjuangan pekerja yang selama ini gigih menuntut pembatalan perpanjangan kontrak HPH. 

Selain itu, pengelolaan sepenuhnya JICT dan TPK Koja oleh Pelindo II akan menjadi preseden yang baik bagi pemerintah dan pekerja dalam mengelola pelabuhan sebagai simbol kedaulatan bangsa.



Tanggal 1 Mei 2019 ini pun bertepatan dengan 1 tahunnya KPRI dan sebagai tanda syukur mereka pun tak melewatkan acara ini dengan potong tumpeng. Acara potong tumpeng pun dihadiri oleh para anggota KPRI  di depan Coffee Toffee Gubernur Suryo.


Kemarin di acara MayDay di daerah Gubernur Suryo saya menyaksikan sendiri semangat para buruh untuk mendapatkan pengakuan dan hak mereka. Semoga mereka mendapatkan hak mereka sesuai porsi dan semangatnya selama ini dan semoga apa yang selama ini menjadi hak Indonesia semoga kembali lagi menjadi milik Indonesia. Amin....

Salam,
Dwi Puspita










No comments:

Post a Comment

Yuk berkomentar :)