Tradisi Lebaran Di Kampung Saya

Tradisi Lebaran tiap daerah tuh beda-beda yah walaupun ada yang sama. Kalau di keluarga dan di kampung saya tradisi Lebaran yang paling khas adalah bikin makanan yang nantinya makanan ini di antar ke masjid dan musholla deket rumah. Makanan yang dibuat macam-macam tergantung mereka bikin apa. Biasanya ada opor ayam, rendang, mie kuning dengan campuran telor, rames, oseng-oseng buncis, soto, rawon, telur Bali, dan masih banyak menu lainnya.


Makanan ini harus diantar ke Masjid dan Musholla selesai sholat Shubuh hingga sebelum melaksanakan sholat Idul Fitri. Makanan ini nantinya akan dimakan bersama-sama dengan jamaah yang selesai melaksanakan sholat Idul Fitri di Masjid atau Musholla. Berbagai menu hidangan tumpah ruah di Mushola dan Masjid. Setelah membaca doa mereka akan makan bersama.


Setelah itu mereka akan pulang dan bersilaturahmi ke keluarga. Tujuan utama adalah keluarga satu rumah seperti orang tua, saudara, kerabat, dan tetangga. Sambil bersilaturahmi biasanya sambil bagi-bagi rezeki seperti berbagi uang receh tapi bukan receh sebenarnya.

Tradisi seperti ini hampir tiap tahun di keluarga dan kampung saya. Setelah silaturahmi baru kami akan ke makam. Kumpul disana dan mendo'akan para sesepuh yang telah meninggal.


Saya pernah menuliskan artikel tentang Tradisi Lebaran ini sebelumnya.


Jauh dari tradisi Lebaran, yang bikin saya bahagia karena nenek dan ibu saya akan membuat menu kokot. Kokot adalah kaki sapi yang banyak mengandung lemak tinggi karena sudah dicampur dengan gajih. Nikmat sekali menu kokot ini jika disantap selagi hangat dengan lontong dan disiram sambal serta perasan jeruk nipis. Inilah momen yang paling saya tunggu setelah acara silaturahmi selesai di keluarga saya. Makan bersama dengan anggota keluarga dengan pilihan menu yang beraneka macam di meja makan.

Tidak hanya makanan tapi kue kering juga banyak loh. Sempet berat badan saya naik 5 kg setelah Lebaran. Ya Allah... bener-bener deh menyiksa. Baju mulai kekecilan dan nuruninnya susah banget.


Teman-teman mungkin sudah tahu dan mungkin saja belum ada yang tahu kampung saya dimana. Kampung saya ada di kampung kecil yang masih banyak sawah di Madura. Madura adalah tanah kelahiran saya dan suami, orang tua kami pun masih disana. Kami adalah perantau yang mencari rezeki di pulau lain. 


Alhamdulillah Allah Maha Kaya karena tidak sia-sia kami merantau cukup lama, kami memiliki tempat tinggal yang menetap alias rumah sendiri. Suatu perjuangan untuk mendapatkan itu semua dan kami pun pernah mengalami pasang surut dalam masalah ekonomi. Alhamdulillah semuanya bisa tercapai dan tiap tahun kami bisa mudik dengan canda dan tawa selama dalam perjalanan.


Tradisi Lebaran ini memang memberikan kesan bagi saya sendiri, karena saya akan wira-wiri ke rumah ortu dan mertua. Sebenarnya capek karena baru sampai dan tak sempat istirahat tapi harus memanfaatkan waktu yang sedikit untuk tetap bersilaturahmi dengan kerabat. Kalau nggak gitu kapan lagi kami bisa bersua dan tatap muka secara langsung dengan kerabat.


Tradisi Lebaran lainnya adalah travelling. Biasanya H+5 sampai dengan H+7 kami akan jalan-jalan ke tempat wisata. Biasanya target utama kami ke pantai karena pulau Madura dikelilingi oleh pantai. Jangan salah, pantai Madura indah banget loh dan nggak malu-maluin dikunjungi para wisatawan dari luar pulau Madura. Memiliki pasir putih dan birunya air laut di bagian pantai timur Madura.


Salah satu pantai yang terkenal dengan cemara udangnya adalah Pantai Lombang yang berada di Kabupaten Sumenep. Saya sangat merekomendasikan pantai ini untuk dikunjungi oleh teman-teman jika melancong ke Madura.



Oke deh, cukup sekian cuap-cuap saya kali. Nantikan cuap-cuap saya di artikel selanjutnya.


Salam,
Dwi Puspita

1 comment:

Yuk berkomentar :)